4 Kerajaan Islam di Aceh, Ternyata Tak Hanya Samudera Pasai

4 Kerajaan Islam di Aceh, Ternyata Tak Hanya Samudera Pasai

Travel | BuddyKu | Minggu, 19 Maret 2023 - 06:16
share

BANDA ACEH, iNews.id - Kerajaan Islam di Aceh ternyata tak hanya Samudra Pasai. Ada beberapa kerajaan Islam yang perlu kamu ketahui yang lahir bahkan besar di Aceh.

Selama ini, banyak yang menyebut jika Samudera Pasai satu-satunya kerajaan Islam di Aceh. Sepak terjang Samudera Pasai bahkan sudah dikenal seantero Nusantara.

Dilansir dari berbagai sumber, Minggu (19/3/2023), naskah tua Izhar Al-Haqq menyebut jika Islam mulai masuk ke Aceh pada tahun 789 Masehi.

Saat itu, ada kapal yang membawa saudagar Muslim dari berbagai negara yakni Arab, Persia serta India. Kapal yang dinakhodai Khalifah Harun ar-Rasyid bernama Bani Abbas. Mereka mendarat di Bandar Perlak saat ini Aceh Timur. Hal inilah cikal bakal kerajaan Islam berdiri di Aceh.

Berikut kerajaan Islam di Aceh:

1. Kerajaan Perlak

Kerajaan Islam di Aceh pertama yakni Kerajaan Perlak. Kerajaan ini berdiri pada 1 Muharram 225 Hijriah atau sekitar tahun 840 Masehi.

Kerajaan Perlak bahkan menjadi kerajaan Islam pertama di Indonesia. Di awal pemerintahannya, kerajaan ini dipimpin oleh Sayid Maulana Alaiddin Abdul Aziz Syah.

Raja Sayid Maulana memerintah selama 24 tahun atau tahun 864 Masehi. Dari catatan sejarah, ada empat raja yang memerintah selama kerajaan Islam Perlak berdiri.

2. Samudera Pasai

Peninggalan
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, Dirham Pasai (Twitter @TeukuDjouhan)

Siapa yang tak tahu Samudera Pasai? Kerajaan ini sudah terkenal seantero Indonsia sebagai Kerajaan Islam yang paling berpengaruh di Nusantara.

Samudera Pasai berada di daerah Aceh Utara, merupakan kerajaan Islam terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-13.

Pembentukan Samudera Pasai diawali dengan datangnya Meurah Khair. Beliau datang pada tahun 433 H atau 1042 Masehi. Meurah Khair sendiri berasal dari keluarga Sultan Mahmud Perlak.

Kedatangan untuk memperkenalkan pemerintahan Islam ke raja Samudera.

Namun, banyak sumber mengatakan jika kerajaan Samudera Pasai didirikan pada tahun 1267 Masehi oleh Meurah Silu. Nama Meurah Silu berganti menjadi Sultan Malik Al Saleh setelah dirinya memeluk Islam.

Samudera Pasai berjaya dan menjadi pusat perniagaan penting. Kerajaan ini dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negera, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia.

Kerajaan ini bahkan menjadi bandar perdagangan yang besar sehingga mengeluarkan mata uang emas khusus yang disebut dirham.

Di samping sebagai pusat perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam. Sayangnya, kerajaan ini mengalami kemunduran.

Samudera Pasai ditaklukkan oleh Majapahit sekitar tahun 1360 Masehi. Pada tahun 1524 Masehi Samudra Pasai ditaklukkan oleh kerajaan Aceh.

3. Kerajaan Tamiang

Kerajaan Tamiang menjadi salah satu kerajaan Islam di Aceh. Bahkan, kerajaan ini menjadi salah satu kerajaan Islam tertua di Aceh.

Kerajaan Tamiang ini berada di perbatasan antara Provinsi Aceh dengan Provinsi Sumatera Utara. Sebelum menjadi kerajaan Islam, Tamiang masih dikuasai Hindu-Budha. Hal ini diketahui dari Prasasti Sriwijaya.

Pada Awal abad ke-14 sekelompok penceramah Islam dikirim ke Tamiang oleh Sultan Samudra Pasai. Pengislaman Tamiang awalnya ditentang oleh Raja yang berkuasa saat itu yakni Po dinok.

Raja Po Dinok saat itu tidak mendukung kedatangan kelompok penceramah Islam masuk ke wilayahnya. Dia nekat menyerang kelompok itu, nahasnya dia kalah dan tewas.

Setelah penaklukan tersebut maka terjadi proses islamisasi masyarakat Kerajaan Tamiang pra islam menjadi masuk kedalam ajaran agama Islam. Peralihan ke Islam berlangsung secara damai.

Kerajaan Tamiang pertama yakni Raja Muda Sedia. Dia memimpin pada tahun 1330 hingga 1352 Masehi. Kerajaan ini bahkan pernah menjadi kerajaan terkenal yang mencapai puncak kejayaannya.

Sekitar tahun 1558 Kerajaan Tamiang mengalami berbagai macam kemunduran. Kemunduran ini terjadi akibat serangan yang dilakukan oleh tentara Majapahit terhadap wilayah Tamiang.

Selain itu ada masalah seperti lemahnya penguasa kerajaan hingga mundurnya ekonomi kerajaan.

4. Kerajaan Aceh Darussalam

Peninggalan
Peninggalan Aceh Darussalam (Antara)

Selanjutnya ada Kerajaan Aceh Darussalam. Kerajaan ini kerajaan Islam yang didirikan pada tahun 1496 Masehi. Kerajaan ini didirkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah.

Menurut H.J. De Graaf, Kerajaan Aceh merupakan hasil penyatuan dari dua kerajaan, yakni Kerajaan Lamuri dan Aceh Darul Kamal.

Konon, dua kerajaan itu tidak pernah rukun dan selalu bermusuhan. Kemudian, pada akhir abad ke-15, pusat Kerajaan Lamuri dipindahkan ke Mahkota Alam. Ini dilakukan karena adanya serangan dari Pidie. Kemudian Kerajaan Lamuri berganti nama menjadi Mahkota Alam.

Konflik dua kerajaan itu reda usai setelah Mahkota Alam yang dipimpin Sultan Syamsu Syah menjodohkan putranya dengan putri Raja Darul Kamal.

Sejak itu, kedua kerajaan yang disatukan diberi nama Kerajaan Aceh Darussalam dengan pusat kerajaannya Banda Aceh Darussalam.

Kerajaan Aceh Darussalam mengalami di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607 M-1636 M).

Sayangnya, pada tahun 1636, Kerajaan Aceh Darussalam mulai mengalami kemunduran. Hal ini seiring dengan wafatnya Sultan Iskandar Muda.

Keruntuhan Kerajaan Aceh ini terutama dipengaruhi adanya perebutan kekuasaan. Selain itu, penyebab runtuhnya erajaan Aceh yakni menguatnya kekuasaan Belanda di Sumatera.

Itulah kerajaan Islam di Aceh. Baru tahu kan ternyata bukan hanya Samudera Pasai.

Topik Menarik