Perbedaan Bus Indonesia Vs Brazil

Perbedaan Bus Indonesia Vs Brazil

Travel | BuddyKu | Jum'at, 17 Maret 2023 - 19:40
share

PERBEDAAN Bus Indonesia vs Brazil yang belum banyak diketahui. Negara Brazil juga cukup mengandalkan mode transportasi bus di negaranya. Apalagi, di Brazil jarang ditemui rute untuk kereta, hanya di beberapa kota besar yang memilikinya. Sedangkan di Indonesia mode transportasi lebih memiliki banyak pilihan seperti bus, pesawat, kereta, hingga travel.

Apa saja perbedaan Bus Indonesia vs Brazil? Berikut ini ulasan Okezone seperti dkutip dari Youtube Taufik RS .

1. Transportasi Bus

Bus menjadi transportasi paling banyak atau mungkin satu-satunya pilihan yang digunakan untuk perjalanan jauh. Apalagi, pilihan perjalanan jauh lainnya hanya bisa ditempuh menggunakan pesawat dengan tarif yang tentunya lebih mahal. Bahkan, jumlah bus antar kota di Brazil sama dengan jumlah bus di seluruh wilayah Eropa.

Sedangkan di Indoensia, mungkin orang lebih suka menempuh perjalanan jauh menggunakan pesawat untuk menghemat waktu. Namun, bus juga menjadi transportasi favorit lantaran kini perusahaan otobus menyediakan berbagai kelas yang membuat penumpang semakin nyaman saat bepergian.

Bus Quad Axle (Instagram)

2. Rute Perjalanan

Brazil dinobatkan sebagai negara dengan rekor rute terjauh di dunia. Apalagi, Brazil merupakan negara dengan penduduk terbanyak di Amerika Selatan dengan memiliki 213,99 juta jiwa pada 2021. Sementara itu, perusahaan otobus yang memegang rute terjauh yakni Perusahaan Transporasi Expreso International Ormeno. Ormeno melayani perjalanan dari Rio de Janeiro ke Peru yang menempuh 6035 km atau setara dengan 5-6 hari perjalanan.

Sedangkan di Indonesia, rute terjauh yakni sepanjang 2900 km atau setengah dari negara Brazil. Perusahaan otobus yang memiliki rute terjauh dipegang oleh ALS (Antar Lintas Sumatera), yang melayani perjalanan Medan ke Jember atau 4-5 hari perjalanan.

Meski memiliki jarak berbeda, waktu tempuh keduanya hampir mirip lantaran kondisi jalanan di Indonesia. Apalagi, infrastuktur di Indonesia memang belum merata, selain itu terdapat jalan yang melewati buki, jalan naik turun, macet dan masih banyak lagi.

3. Bus Quad Axle

Brazil lebih banyak menggunakan jenis Bus Quad Axle yang berasal dari berbagai merek. Berbeda dengan Indonesia yang belum mengizinkan bus tersebut beroperasi. Menilik dari peraturan pemerintah Nomor 33 tahun 2022, pasal 5 ayat 3 yang menyatakan bahwa beberapa syarat yakni berat bus wajib 16-24 ton, panjang 12-23,5 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 4,2 meter.

Serangkan Bus Quad Axle diketahui memiliki panjang 15 meter. Sehingga, jalan di Indonesia masih kurang mendukung untuk jenis tersebut. Terlebih jalanan di Indonesia memang naik turun, bergelombang, masih banyak lagi. Namun, mulai banyaknya pembangunan jalan tol membuka peluang bus jenis Quad Axle untuk beroperasi di Indonesia.

4. Karoseri

Sama halnya dengan negara Indonesia, negara Brazil juga mempunyai beberapa karoseri pembuat body bus yang terkenal di dunia. Marcopolo menjadi salah satu perusahaan yang cukup terkenal dan tak asing lagi. Diketahui, Marcopolo adalah produsen dari Brasil yang didirikan pada 6 Agustus 1949. Perusahaan ini memproduksi body untuk berbagai macam bus, seperti bus kecil, antar kota, dan juga pariwisata.

Tak jauh berbeda, Indonesia juga memiliiki beberapa karoseri terbaik dalam memproduksi body bus, seperti Adiputra, Laksana, Tentrem, dan masih banyak lagi. Namun, rata-rata karoseri tersebut market pasarnya adalah bus lokal atau dalam negeri. Hanya karoseri Laksana yang mengekspor ke luar negeri, seperti Negara Bagladesh, Fiji, dan Timur Leste.

5. Kecepatan Bus

Tak lengkap rasanya tanpa membahas soal kecepatan. Meski Brazil memiliki rute yang cukup jauh, mereka tetap melaju dengan kecepatan tinggi lantaran jalanannya yang sepi dan bagus. Namun, mereka tetap memiliki beberapa titik zona nyaman yang dipasangi teknologi untuk mengontrol kecepatan bus sekitar 20-60 km/jam demi mengurangi resiko kecelakaan, terutama di kota besar. Teknologi tersebut bahkan terbukti mengurangi angka kecelakaan hingga 50%.

Hal itu tentu jauh berbeda dengan Indonesia yang masih dikenal memiliki sopir bus yang tak ragu-ragu untuk menginjak gas. Bahkan seringkali masih terlihat beberapa bus yang mencoba saling salip untuk sampai ke tujuan tanpa mempedulikan kondisi jalanan.