PB IDI Kagumi Jejak Pengabdian dr Mawar, Dokter Paru yang Meninggal Misterius di Nabire
JAKARTA, iNews.id - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengagumi jejak pengabdian dr Mawartih Susanti yang telah mengabdi menjadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) di wilayah Kalimantan Tengah dan Tolikara, Papua. Almarhumah akhirnya memilih Nabire, Papua Tengah sebagai tempat pengabdian hingga akhir hayatnya pada 9 Maret 2023.
Sebagai ungkapan solidaritas dan duka cita atas meninggalnya dr Mawartih, PB IDI secara resmi mengimbau seluruh tenaga kesehatan untuk menggunakan pita hitam di lengan kanan hingga Rabu (15/3/2023). Imbauan tersebut telah dikirimkan pada seluruh ketua IDI baik cabang hingga keseminatan dalam bentuk surat edaran resmi.
Ketua Umum PB IDI Moh Adib Khumaidi mengatakan, kematian Dokter Spesialis Paru dr Mawartih Susanti di Nabire merupakan alarm bagi pemerintah bahwa para tenaga kesehatan masih menghadapi kendala seperti jaminan keamanan dan keselamatan, infrastruktur akses tidak memadai sehingga belum bisa bertugas secara maksimal.
Kematian dr Mawartih amat disayangkan karena berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dari sekitar 1.424 dokter spesialis paru di seluruh Indonesia, jumlah Dokter Spesialis Paru untuk Indonesia Timur hanya kurang lebih 50 dokter.
Terkait pengusutan kasus kematian dr Mawartih yang misterius, Adib mengatakan PB IDI akan terus memberikan pengawalan sampai tuntas, sesuai dengan keinginan keluarga mendiang yang berharap agar kasus tidak terulang dan tiap nakes yang mengabdi di daerah terluar, perbatasan, terpencil dan daerah konflik benar-benar mendapat kepastian dan perlindungan keselamatan dalam tugas.
PB IDI akan terus mengawal agar kasus meninggalnya dr Mawartih ini diusut tuntas. PB IDI juga menyampaikan apresiasi yang tinggi untuk IDI Cabang Nabire yang sigap segera kejadian diketahui terus melakukan berkoordinasi dengan RSUD Nabire dan Pemda Nabire, katanya, Selasa (14/3/2023).