Mengenal Desa Ikan Hias di Tulungagung, Populer hingga Mancanegara karena Ekspor Mas Koki
JAKARTA, iNews.id - Kampung unik di Tulungagung sangat menarik untuk dijelajahi. Apalagi jika singgah ke Desa Wajak Lor, di sini terdapat satu keunikan yaitu warganya memiliki hobi mengoleksi ikan hias.
Bahkan, keunikan dari hobi ini telah membawa nama Desa Wajak Lor dikenal hingga mancanegara. Belum lama ini Desa Wajak Lor berhasil mengekspor ikan hias hingga ke mancanegara dengan nilai ekspor sebesar Rp1,8 miliar. Adapun negara tujuan ekspor ikan hias tersebut adalah Australia, Inggris dan Jepang.
Penasaran seperti apa keunikan dari Desa Wajak Lor yang dijuluki sebagai Desa Ikan Hias? Berikut ulasannya dirangkum pada Selasa (14/3/2023).
Sejarah Desa Wajak Lor di Tulungagung
Desa Wajak Lor cocok dijuluki sebagai Desa Ikan Hias. Namun, sebelum mengetahui mengenai budidaya ikan hias di desa ini, ada baiknya mengetahui keunikan dari Desa Wajak Lor di Tulungagung.
Desa Wajak berada daerah Tulungagung, Jawa Timur. Desa ini terbagi atas Wajak Kidul dan Wajak Lor. Desa Wajak menyimpan sejarah menakjubkan. Desa Wajak diyakini sebagai tempat tinggal dan berkembangnya masyarakat Suku Wajak, yakni manusia purba jenis Homo Wajakensis. Beberapa arkeolog meyakini Suku Wajak merupakan suku tertua yang ada di Indonesia. Hal ini dapat dilihat melalui adanya fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di daerah tersebut, yang juga menunjukan eksistensi manusianya yang telah terjadi ratusan ribu hingga juta tahun lalu.
Dijuluki Desa Ikan Hias
Produktivitas budidaya perikanan di daerah Wajak Lor memang memiliki potensi yang sangat luar biasa. Desa ini berhasil melakukan ekspor ikan hias ke Australia, Inggris, dan Jepang. Bahkan, belum lama ini Cah Angon Foundation berkolaborasi dengan Astra Indonesia melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) serta masyarakat Desa Wajak Lor, Kabupaten Tulungagung meresmikan ekosistem desa ikan hias terintegrasi. Selain itu, juga melakukan pelepasan ekspor dan kontes ikan mas koki nasional dengan tema Tulungagung untuk Dunia.
Kegiatan ini merupakan salah satu piloting pemberdayaan Cah Angon Foundation pada cluster perikanan yang dikembangkan berdasarkan ekosistem terintegrasi dari mulai pelatihan, pendampingan, kurasi hingga penyiapan market. Dalam kegiatan ini juga dilakukan kegiatan kontes ikan mas koki, dan juga peresmian local champion hub sebagai rumah konsolidator UMKM Juara.
Direktur Eksekutif Cah Angon Foundation, Dhika Yudhistira mengatakan, kegiatan ini didasarkan atas berbagai masukan dan diskusi yang telah intens dilakukan dengan masyarakat Tulungagung terutama Desa Wajak Lor.
Kami juga melakukan pelepasan ekspor ikan mas koki ke tiga negara tujuan, yakni Australia, Inggris dan Jepang. Harapannya melalui pemberdayaan ini mampu menyasar pasar-pasar negara lainnya. Selain itu kami juga menyelenggarakan kegiatan kontes ikan mas koki yang diikuti oleh 300 peserta dalam skala nasional, kata Dhika, melalui keterangannya.
Piloting Local Champion Hub Cluster Perikanan
Dhika menambahkan, di desa ini juga dilakukan piloting Local Champion Hub cluster perikanan, rumah konsolidator petani ikan hias yang di dalamnya dilengkapi dengan ruang pelatihan, pemijahan, pembesaran hingga karantina yang modern. Harapannya tempat tersebut menjadi rumah percontohan bagi piloting cluster perikanan lainnya.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertingal dan Transmigrasi Halim Iskandar mengatakan, budidaya ikan hias memiliki potensi pasar luar biasa. Harapannya semoga budidaya ikan hias ini tidak hanya menyasar negara-negara seperti Australia, Inggris dan Jepang, melainkan ke berbagai negara lainnya seperti pasar Eropa bahkan pasar Afrika.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Desa PDTT turut meresmikan program local champion hub (rumah konsolidator UMKM Juara) yang memang siap mewadahi para palaku seperti petani, pembudidaya, peternak maupun pengrajin melalui ekosistem yang terintegrasi. Contoh pada ekosistem cluster ikan hias ekosistem ini dimulai dari pelatihan, pemijahan, pembesaran, perizinan, penetrasi pasar ekspor hingga karantina, dan tentunya adalah kepastian pasar nasional maupun internasional.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengatakan, untuk pertama kalinya, ikan mas koki dari Desa Wajak Lor diekspor ke tiga negara yang nilainya mencapai Rp1,8 miliar.
Selain itu Dyah Ayu Olif selaku ketua pelaksana pada kegiatan ini menyampaikan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmennya sebagai lembaga pemberdayaan yang memiliki tanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
Astra Internasional melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) akan terus mengupayakan berbagai pemberdayaan dan melakukan perluasan melalui piloting lainnya, sehingga semakin banyak menciptakan dampak sosial dan ekonomi kepada masyarakat yang tentunya berkelanjutan, kata dia.