Sejarah Perjanjian Hudaibiyah, Latar Belakang dan Hikmahnya
JAKARTA, celebrities.id - Sejarah perjanjian Hudaibiyah dapat menambah pengetahuan Celeb Hitz tentang perkembangan agama Islam sejak peradaban masehi.
Perjanjian yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ini merupakan upaya diplomasi guna meredakan ketegangan antara umat Islam Madinah dan kaum Quraisy.
Demi menjaga keutuhan kaum muslimin Madinah Rasul pun melakukan perdamaian dengan ditetapkannya peraturan ataupun janji dengan kaum Quraisy yang menunjukkan bahwasanya perjanjian ini merupakan bentuk Ishlah dan wujud perdamaian yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Dilansir dari berbagai sumber pada Senin (27/2/2023), celebrities.id telah merangkum sejarah perjanjian Hudaibiyah, sebagai berikut.
Sejarah Perjanjian Hudaibiyah
Merujuk pada jurnal ilmiah historis tentang Penyebaran Agama Islam di Jazirah Arab (2018) oleh Rafli Difinubun, Hudaibiyah merupakan sebuah daerah yang terletak di antara kota Mekkah dan kota Jeddah. Tempat ini sempat menjadi saksi perjanjian yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW tersebut dengan kaum musyrik.
Kesepakatan Hudaibiyah diawali saat 1.400 pengikut Rasulullah SAW berencana untuk menunaikan ibadah haji. Kaum musyrikin menentang keputusan tersebut. Akhirnya mereka menghalangi umat muslim dengan melancarkan serangan militer yang cukup besar.
Peristiwa terciptanya perjanjian Hudaibiyah makin memanas setelah meletusnya rangkaian bentrok militer antara umat Islam dengan kaum Quraisy, termasuk perang Badar, Uhud, hingga Khandaq. Sebelum perjanjian itu dibuat, hubungan Madinah-Makkah dalam situasi menegangkan sehingga kedua kubu saling bersiaga.
Rombongan Muslim dari Madinah pernah diblok masuk Makkah oleh Kaum Quraisy dan hanya lewat kecerdasan diplomasi Rasulullah SAW sikap Kaum Quraisy bisa dikalahkan. Hasil diplomasi Rasulullah dengan Kaum Quraisy inilah yang dikenal sebagai perjanjian Hudaibiyah.
Rasulullah SAW tidak menginginkan ada ketegangan yang berakhir peperangan antara dua belah pihak. Akhirnya Rasulullah SAW memutuskan untuk mengadakan perundingan yang menghasilkan perjanjian hudaibiyah. Perjanjian ini diputuskan pada Maret 628 M atau Dzulqaidah 6 H.
Hikmah Perjanjian Hudaibiyah
Hikmah dari terciptanya perjanjian Hudaibiyah adalah semakin luasnya dakwah Nabi ke segala penjuru dunia. Kebebasan dakwah ini dimanfaatkan oleh Nabi untuk delegasi ke beberapa raja dan para penguasa negeri. Secara struktural para raja tersebut mempunyai kedudukan dan wewenang yang tertinggi di negerinya.
Perjanjian ini diharapkan agar para penguasa dan rajanya yang telah masuk Islam akan diikuti oleh para pengikutnya sehingga Islam akan berkembang lebih luas dan mudah diterima secara global.
Isi Perjanjian Hudaibiyah
a. Pertama yakni gencatan senjata selama 10 tahun. Tiada permusuhan dan tindakan buruk terhadap masing-masing dari kedua belah pihak selama masa tersebut.
b. Kemudian, siapa yang datang dari kaum musyrik kepada Nabi, tanpa izin keluarganya, harus dikembalikan ke Makkah, tetapi jika ada di antara kaum Muslim yang berbalik dan mendatangi kaum Musyrik, maka ia tidak akan dikembalikan.
c. Ketiga, diperkenankan siapa saja di antara suku-suku Arab untuk mengikat perjanjian damai dan menggabungkan diri kepada salah satu dari kedua pihak. Ketika itu, suku Khuzaah menjalin kerja sama dan mengikat perjanjian pertahanan bersama dengan Nabi Muhammad SAW dan Bani Bakar memihak kaum musyrik.
d. Lalu, tahun tersebut Nabi Muhammad SAW dan rombongan belum diperkenankan memasuki Makkah, tetapi tahun depan dan dengan syarat hanya bermukim tiga hari tanpa membawa senjata kecuali pedang yang tidak dihunus.
e. Kelima, perjanjian ini diikat atas dasar ketulusan dan kesediaan penuh untuk melaksanakannya, tanpa penipuan atau penyelewengan.

