Sejarah Stasiun Cikajang, Tertinggi di Asia Tenggara yang Kini Tinggal Kenangan
SEJARAH Stasiun Cikajang menarik untuk dibahas. Meskipun sudah lama tak lagi beroperasi, tapi Stasiun Cikajang tercatat sebagai stasiun tertinggi kereta api yang pernah ada di Indonesia
Bahkan bukan hanya Indonesia, dengan tinggi mencapai 1.246 meter di atas permukaan laut (mdpl), Stasiun Cikajang menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
Stasiun Cikajang sendiri mulai dibuka pada 1 Agustus 1930 silam. Guru Besar Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Prof Kunto Sofianto menjelaskan, pembangunan jalur KA Cibatu, Garut, dan juga CIkajang ini adalah bagian dari rencana pembangunan KA jalur Cilacap serta Priangan.
Konstruksi jalur Garut ke Cikajang mulai dilaksanakan pada tahun 1914. Menurut Prof. Kunto, daerah yang dilalui KA tersebut sangat menguntungkan lantaran mampu menghidupkan ekonomi sekitar.
Tak hanya itu, jalur KA Garut - Cikajang juga dipergunakan untuk mengangkut hasil perkebunan dan menghidupkan sektor pariwisata.
Biaya yang dihabiskan untuk membangun jalur KA Garut - Cikajang ini tak main-main. Diperkirakan telah menelan biaya sebesar 4.000.000 gulden.
Disuntik mati tahun 1982
Mengutip laman kereta.id , Stasiun Cikajang bertahan kurang lebih selama 52 tahun, sebelum akhirnya resmi berhenti beroperasi. Tepatnya sejak tahun 1982, stasiun ini sudah ditutup.
Ada beberapa alasan yang mendasari Stasiun Cikajang, antara lain kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum, serta sarana yang sudah tua.
Prof Kunto Sofianto juga mengungkap, berhentinya kereta api dari stasiun Garut - Cibatu dan Cikajang atau sebaliknya dikarenakan lokomotif maupun rel yang sudah usang.
Lokomotif tersebut dipakai sejak zaman pemerintahan Belanda dan tak pernah diganti. Selain perkara lokomotif, meletusnya Gunung Galunggung di tahun 1982 pun membuat kerusakan pada sarana dan prasarana kereta.