Jika Status Internasional Dipertahankan, Bandara Minangkabau Akan Kembangkan Rute ke 2 Negara Ini

Jika Status Internasional Dipertahankan, Bandara Minangkabau Akan Kembangkan Rute ke 2 Negara Ini

Travel | BuddyKu | Jum'at, 17 Februari 2023 - 15:20
share

PADANG, iNews.id - Rute penerbangan internasional di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) berpotensi dikembangkan jika status internasionalnya tetap dipertahankan. Rencananya, penerbangan akan dikembangkan ke Australia dan Jeddah, Arab Saudi.

Hal ini diungkapkan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi. Rute Australia akan dibuka lantaran banyaknya wisatawan dari negeri Kanguru itu berkunjung ke Sumbar.

Jumlah kunjungan wisatawan dari Australia ke Sumbar, terutama untuk surfing di Kepulauan Mentawai cukup tinggi. Selama ini mereka datang ke Sumbar melalui Bali. Kalau ada penerbangan internasional mereka bisa datang langsung ke Sumbar, kata Mahyeldi, Jumat (17/2/2023).

Dia melanjutkan, Kepulauan Mentawai memiliki dua titik selancar terbaik dari sepuluh titik selancar terbaik di dunia yaitu spot Lances Right dan Macaronies. Selain itu masih ada sekitar 71 titik lokasi selancar lagi yang bisa menarik minat wisatawan.

Potensi itu seharusnya bisa dikembangkan salah satunya dengan memberikan kemudahan akses seperti membuka penerbangan internasional, katanya.

Selain itu saat ini Pemprov Sumbar tengah gencar untuk melobi investor dari Arab Saudi untuk menanamkan modal di sektor pariwisata, salah satunya untuk pengelolaan pulau di Kawasan Mandeh.

Saat musim haji itu biasanya orang Arab Saudi akan pelesiran ke luar. Kalau sudah ada investasi di Sumbar, otomatis juga akan datang ke Sumbar. Lagi-lagi akan memudahkan bila ada penerbangan internasional, katanya.

Dalam setahun terakhir sudah beberapa kali investor dan duta besar Arab Saudi ke Sumbar dan diharapkan dalam waktu dekat akan ada yang berinvestasi.

Mahyeldi menilai dengan potensi pengembangan seperti itu posisi Bandara Internasional Minangkabau sebagai bandara internasional harus dipertahankan.
Apalagi perantau Minang tidak hanya tersebar di Indonesia tetapi juga di luar negeri seperti Australia, Malaysia, Arab Saudi, Eropa, dan Amerika. Mereka membutuhkan bandara internasional agar bisa lebih mudah untuk pulang kampung.

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan wacana untuk mengurangi jumlah bandara internasional di Indonesia dari 32 bandara menjadi 14-15 bandara saja guna meningkatkan pergerakan domestik dan meningkatkan mobilitas perjalanan wisata dalam negeri.

Topik Menarik