Asal usul Nama dan Sejarah Bojonegoro, Daerah yang Disukai VOC di Indonesia
JAKARTA Bojonegoro merupakan salah satu wilayah kabupaten yang masuk dalam bagian Provinsi Jawa Timur . Luas wilayah Kabupaten Bojonegoro mencapai 2.307,06 km2 yang kemudian terbagi menjadi 28 kecamatan, 11 kelurahan dan 419 desa.
Dengan luas yang dimiliki membuat Bojonegoro menjadi salah satu kabupaten terluas di Jawa Timur. Dalam pembentukannya menjadi salah satu Kabupaten di Jawa Timur, Bojonegoro memiliki rangkaian sejarah yang menarik untuk dibahas seperti asal usul nama dan sejarah pembentukan wilayah administrasi.
Sejarah Kabupaten Bojonegoro
Dikutip dari laman resmi pemerintahannya, sejarah Indonesia mencatat kehidupan bangsanya pada abad ke I telah mendapatkan pengaruh kuat dari kebudayaan Hindu yang datang dari India.
Hingga pada abad ke 16, Bojonegoro juga termasuk wilayah yang kuat akan kebudayaan hindu. Terlebih pada masa itu sebagian besar wilayahnya dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan-penemuan benda-benda bersejarah dari Majapahit.
Namun setelah Kerajaan Majapahit runtuh dan Kerajaan Demak menguasainya, sebagian besar wilayah Bojonegoro tidak lagi menganut kebudayaan Hindu. Pergeseran nilai budaya dan tata masyarakatnya sudah beralih ke kebudayaan baru yakni, budaya dari ajaran Islam.
Raden Patah, Senopati Jumbun, Adipati Bintoto kemudian diresmikan sebagai raja I pada awal abad XVI dan sejak itu resmi wilayah Bojonegoro berada di bawah kedaulatan Kerajaan Demak.
Peralihan kekuasaan pun kembali terjadi, pada tahun 1568 Kerajaan Pajang dengan Raja Raden Jaka Tingkir berhasil menguasai wilayah Bojonegoro yang disertai dengan pergolakan besar.
Namun Pangeran Benawa, putra Sultan Pajang, Adiwijaya tidak mampu melawan senopati Mataram. Sehingga tidak lama dari perebutan kekuasaan nya, tepat pada tahun 1587 Kerajaan Pajang tidak lagi menguasai Bojonegoro.
Maka dari itu senopati pun memboyong semua benda pusaka keraton Pajang ke Mataram sebagai penanda Bojonegoro resmi berada di bawah kekuasaannya.
Akan tetapi pada kekuasaannya yang kedua, Mataram tidak lagi tenang karena ada VOC yang berusaha mendesak untuk menyerahkan daerah kekuasaannya dengan melakukan berbagai invasi militer di wilayah Bojonegoro.
Atas kekalahannya dari VOC, kemudian Mataram melalui Sunan Amangkurat menyerahkan wilayah kekuasaannya melalui perjanjian yang dibuat pada tahun 1677.
Dengan berada di bawah kekuasaan VOC, mulailah dibuat wilayah administrasi resmi. Status Kadipaten pun diubah menjadi Kabupaten dengan wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Toemapel yang juga merangkap sebagai Bupati I berkedudukan di Jipang Pada tanggal 20 Oktober 1677.
Maka tanggal, bulan dan tahun tersebut kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro yang masih dirayakan hingga sekarang ini oleh masyarakat setempat.
Asal usul Nama Bojonegoro
Diketahui asal usul nama Bojonegoro berasal dari kata Boja yang berarti bersenang-senang dan negoro berarti wilayah atau negara. Jadi dapat diartikan bahwa Bojanegoro adalah negara bersenang-senang atau berpesta.
Dikarenakan pemerintahan Belanda suka dan berpesta di kadipaten ini, kemudian memberikan nama untuk wilayah kekuasaannya dengan nama Bojanegoro atau Bojonegoro pada wilayah kabupaten yang dikuasainya tersebut.
(bim)