Perbandingan Jumlah SPKLU di Indonesia dengan Negara Lain
JAKARTA Seiring peralihan ke kendaraan listrik (BEV) , banyak negara yang terus mendorong pembangunan stasiun pengisian listrik. Harapannya dengan banyaknya ketersediaan stasiun pengisian listrik maka semakin memicu masyarakat untuk beralih ke mobil listrik. Pemerintah Indonesia, misalnya, sudah membangun hampir 600 unit SPKLU pada 2022. Juga, juga menargetkan 31.859 unit SPKLU di 2030. Target SPKLU ini ditujukan untuk dapat mengakomodir potensi KBLBB roda 4 yang diperkirakan sekitar 2.2 juta unit pada 2030. Per Agustus 2021, di Indonesia telah terdapat kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) sebanyak 1.478 untuk roda 4.188 untuk roda 3, dan 7.526 unit untuk roda 2. Banyaknya fast charging setiap negara berbeda-beda. Tergantung seberapa serius dan cepat pemerintahnya beralih ke listrik. Korea Selatan, misalnya, memiliki 109.000 pengisian listrik umum. Sebaliknya, Jepang justru baru punya 29.000 unit. Pasar EV di Jepang juga cenderung lambat dibandingkan negara-negara lainnya. Penjualan mobil listrik hanya 2 persen. Padahal, penjualan mobil listrik di China tembus 25 persen, 20 persen di Jerman, dan 9 persen di Korea Selatan. Meski, Jepang sendiri terus memperbanyak charger dengan kapasitas 200 kilowatt (Kw), lebih tinggi dibandingkan Supercharger Tesla yang 180 Kw.
Di Jepang, untuk membangun stasiun pengisian daya DC fast charger 200 Kw butuh biaya mahal sekali, mencapai USD76.400. Aturan keamanannya juga sangat ketat, karena melibatkan arus yang sangat tinggi.
Adapun untuk pengisian AC biasa 20 kW-50 kW tidak ada aturan khusus. Nah, berikut perbandingan infrastruktur SPKLU Indonesia dengan negara-negara lainnya:
1. Indonesia (600 ++ unit, fast charging dibawah 10 unit)
2. China (1,1 juta unit, 41 persen fast charging) 3. Amerika (114.000 unit, 20 persen fast charging)4. Korea Selatan (109.000 unit, 15 persen fast charging)5. Belanda (85.500 unit)6. Pranics (55.000 unit)7. Jerman (51.000 unit)8. Inggris (37.000 unit)9. Jepang (29.000 unit)10. Norwegia (19.200 unit)11. Singapura (3.000 unit)12. Malaysia(700unit)
(dan)