Kenapa Jumlah Hari Bulan Februari Paling Sedikit? Begini Sejarahnya

Kenapa Jumlah Hari Bulan Februari Paling Sedikit? Begini Sejarahnya

Travel | BuddyKu | Rabu, 1 Februari 2023 - 05:43
share

JAKARTA Sebelum berjumlah 12, satu tahun pernah hanya terbagi menjadi 10 bulan yang berjumlah 304 hari, dimulai dari Maret dan diakhiri Desember. Tetapi perhitungan itu dianggap tidak tepat sehingga Kaisar Romawi Numa Pompilius pada 700 SM menambahkan jumlah bulan yang semula 10 menjadi 12 bulan. Bulan Februari menjadi bulan penutup dalam setahun.

Februari berasal dari nama sebuah festival penyucian di Romawi yaitu Februa. Festival ini biasa diadakan pada hari ke-15 di bulan tersebut. Nama Februa mengacu pada upacara salah satu suku kuno di Romawi, yaitu suku Sabine.

Dengan penambahan bulan ini, hari dalam satu tahun juga bertambah, yang sebelumnya hanya ada 304 hari menjadi 354 atau 355 dengan perhitungan sebagai berikut:

Martius (Maret) 31 hariAprilis (April) 29 hariMaius (Mei) 31 hariJunius (Juni) 29 hariQuintilis (Juli) 31 hariSextilis (Agustus) 29 hariSeptember 29 hariOctober (Oktober) 31 hariNovember 29 hariDecember (Desember) 29 hariIanuaris (Januari) 29 hariFebruarius (Februari) 29 hari

Adalah Julius Caesar, kaisar Romawi yang menetapkan bahwa 1 tahun berjumlah 365 atau dan 366 hari, yang setiap 4 tahun sekali disebut tahun kabisat. Perubahan ini dilakukan karena menurut Caesar perhitungan Numa Pampilius masih tidak tepat. Julius Caesar menetapkan bulan Februari memiliki 29 hari dan di setiap tahun kabisat menjadi 30 hari.

Masa kepemimpinan terus berganti, kemudian Julius Caesar digantikan oleh Kaisar Agustus. Dia mengubah nama bulan Sextilis menjadi Augustus untuk mengabadikan namanya. Ia juga mengubah jumlah bulan Augustus yang semula 30 hari menjadi 31 hari. Tambahan itu diambilkan dari bulan Februarius sehingga Februarius hanya berjumlah 28 hari dan 29 hari di tahun kabisat.

Tahun terus berganti dan Kalender Romawi menunjukan kesalahannya lagi. Hal ini kemudian dikoreksi oleh Paus Gregorius XIII yang merupakan pimpinan gereja Katolik di Roma (1582). Setelah dikoreksi, Paus Gregorius mengambil keputusan yaitu menetapkan bahwa awal tahun diubah menjadi tanggal 1 Januari dan bulan Desember menjadi penutup sebagaimana kita kenal saat ini.

(muh)

Topik Menarik