Sejarah PO Brilian, Pelopor Sleeper Bus di Indonesia
SEJARAH PO Brilian dimulai dari sebuah biro perjalanan yang didirikan Rizqy Burhan Prabowo di Purwokerto, Jawa Tengah, pada 2013. Tinggal di sekitar terminal lama Purwokerto, membuat dia cukup dekat dengan bisnis transportasi.
Dari biro perjalanan tersebut, Rizqy kemudian mencoba terjun ke bisnis transportasi. Alasannya, karena di sekitar Banyumas terdapat banyak destinasi wisata menarik yang layak ditawarkan kepada masyarakat.
"Jadi permintaan pasar kala itu cukup baik," katanya seperti diunggah channel YouTube Cuenk Klub, pada 30 Oktober 2019.
Sejarah PO Brilian. (Foto: nstagram/@ginanjar_d98)
Namun untuk bisa menjual destinasi wisata tersebut, Rizqi menilai, diperlukan akses transportasi yang layak bagi traveler . Alasan inilah yang membuat dia mendirikan PO Brilian yang awalnya mengandalkan bus berukuran medium.
Pada 1 Juli 2016, PO Brilian mulai bermain di sleeper class yang kala itu memang belum populer di Indonesia. Rute yang dilewati kala itu adalah Jakarta-Purwokerto, Jakarta-Purbalingga, Jakarta-Wonosobo, hingga Jakarta-Banjarnegara.
Bus milik PO Brilian kala itu mengandalkan sasis Hino RK260 dengan bodi Jetbus 2+ rancangan Adiputro. PO bus tersebut kemudian menyulap bus itu hingga memiliki 20 tempat tidur dengan panjang 190 sentimeter dan lebar 90 sentimeter.
Masing-masing tempat tidur dibekali dengan bantal, selimut, TV 14 inci, Wi-Fi, sandal, hingga makan malam. Sayang, dalam perjalanannya banyak pihak yang mempermasalahkan soal keamanan dan perizinan sleeper class ini.
Sejarah PO Brilian. (Foto: Instagram/@praditawahyuprasetio026)
Pada 2017, perusahaan otobus ini menghentikan operasi sleeper class karena tersandung masalah perizinan. Meski begitu, PO bus yang tercatat sebagai pelopor sleeper bus di Indonesia ini masih beroperasi dan fokus di perjalanan wisata. Demikian sejarah PO Brilian.*