Gunung Merapi Luncurkan 1 Kali Awan Panas, BPPTKG Sebut Aktivitas Masih Tinggi
YOGYAKARTA, iNews.id - Memasuki 2023, aktivitas Gunung Merapi masih cukup tinggi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menandaskan status Gunung Merapi masih siaga karena aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santosa menyatakan pada minggu ini terjadi 1 kali awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur 900 m. Guguran lava teramati sebanyak 8 kali ke arah barat daya ke arah hulu Kali Bebeng dan Kali Sat/Putih. Untuk jarak luncurnya maksimal 1.500 meter, ujar dia, Sabtu (7/1/2023).
Hanya saja, Agus mengungkapkan tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan dari kubah barat daya dan kubah tengah. Volume kubah barat daya terhitung tetap, yaitu sebesar 1.616.500 m3, sedangkan untuk kubah tengah sebesar 2.772.000 m3.
Dan dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi masih cukup tinggi. Di mana tercatat 1 kali gempa awan panas guguran (APG), 589 kali gempa vulkanik dalam (VTA), 32 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 78 kali gempa fase banyak (MP), 229 kali gempa guguran (RF), dan 4 kali gempa tektonik (TT).
Pemantauan deformasi Gunung Merapi pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, ujarnya.
Dia menambahkan minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 20 mm/jam selama 280 menit di Pos Babadan pada tanggal 5 Januari 2023. Tidak dilaporkan adanya penambahan aliran dan lahar dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Agus mengungkapkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatanbarat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak, kata dia.
Oleh karenanya masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi.