Fakta Hutan Aokigahara di Jepang Paling Menakutkan, Sekali Masuk Sulit Keluar Kembali

Fakta Hutan Aokigahara di Jepang Paling Menakutkan, Sekali Masuk Sulit Keluar Kembali

Travel | BuddyKu | Sabtu, 31 Desember 2022 - 08:37
share

JAKARTA, iNews.id - Aokigahara merupakan nama hutan yang terletak di sebelah barat laut Gunung Fuji, yang disebut juga dengan hutan lautan pohon dan lautan pohon Gunung Fuji. Disebut demikian karena ketika angin meniup pepohonan di sana terlihat seperti keadaan ombak di laut.

Hutan Aokigahara sering dilaporkan sebagai tempat bunuh diri yang paling populer di seluruh Jepang dan masuk peringkat dua di dunia sebagai destinasi bunuh diri setelah jembatan Golden Gate di San Fransisco.

Memasuki hutan Aokigahara, pengunjung akan melihat papan besar yang berisi nasihat-nasihat yang diharapkan dapat membantu untuk membatalkan niat bunuh diri.

Penasaran ingin tahu seperti apa Hutan Aokigahara? Melansir Medium, berikut adalah fakta mengejutkan mengenai Hutan Aokigahara.

Dua cara bunuh diri yang populer dilakukan di Hutan Aokigahara

Beberapa orang melakukan bunuh diri dengan cara yang unik, tetapi ada dua metode yang sangat populer di dalam hutan. Banyak orang dengan sengaja overdosis menggunakan obat-obatan, tetapi mayoritas lebih suka menggantung diri di pohon yang tinggi. Setiap tahun, otoritas lokal dan sukarelawan berkumpul untuk menyisir Aokigahara dan menemukan mayat. Pencarian ini sering meningkat setiap bulan Maret, yaitu saat tahun fiskal berakhir di Jepang.

Selama bertahun-tahun, pemerintah Jepang menerbitkan statistik bunuh diri tentang hutan tersebut, tetapi memutuskan untuk tidak mempublikasikan data tersebut selama beberapa tahun terakhir. Mereka percaya kemasyhuran hutan hanya meningkatkan jumlah kasus bunuh diri yang disaksikan pepohonan setiap tahun.

Banyak papan penanda berisi kata-kata bijak

Pemerintah Jepang sangat berkeinginan menjadikan hutan ini sebagai tujuan wisata yang nyaman dan tanpa kekerasan. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah setempat untuk menurunkan angka statistik bunuh diri di hutan ini adalah dengan memasang banyak tanda di sepanjang jalan setapak yang diukir dengan pesan positif untuk para pejalan kaki.

Beberapa juga ada yang langsung menuliskan ke intinya, dengan mencantumkan nomor telepon hotline pencegahan bunuh diri di Jepang. Papan-papan imbauan ini telah ditempatkan untuk mengingatkan pengunjung, hidup mereka memiliki makna dan tujuan. Meskipun tak selalu berhasil, dengan papan imbauan yang ada di sekitar kawasan hutan tersebut cukup berperan penting dan bahkan mengubah pikiran mereka.

Petunjuk arah tidak bisa bekerja dengan baik

Ada banyak hutan di dunia yang jauh lebih besar dari Aokigahara, tetapi dedaunannya yang lebat membuatnya mudah tersesat. Membawa ponsel ataupun alat navigasi lain seperti pelacak GPS, bahkan kompas, tak jarang gagal untuk dioperasikan ketika berada di dalam hutan ini. Menurut para ilmuwan, tanah dan area sekitarnya memiliki jumlah besi magnet yang tinggi sehingga kompas sering bergerak dalam pola yang aneh. Pengunjung yang masuk ke hutan ini harus mengandalkan peta kertas dan tak pernah berani untuk menyimpang jauh dari jalur yang telah ditentukan.

Sejak tahun 1970, penduduk dan polisi lakukan pencarian jenazah

Para relawan yang juga adalah penduduk lokal membantu polisi untuk melakukan penyisiran mencari orang-orang yang telah meninggal karena bunuh diri. Mereka kemudian mengambil jenazah-jenazah tersebut dan menguburkannya dengan layak. Setiap tahun, biasanya ditemukan 70-100 jenazah yang ditemukan di hutan. Pemerintah Jepang kemudian tak lagi merilis jumlah sebenarnya mayat yang ditemukan secara pencarian.

Menandai pohon dengan pita plastik

Pengunjung biasanya menggunakan selotip untuk menandai jalan mereka melalui Hutan Aokigahara yang padat dengan pepohonan. Para relawan yang mencari mayat atau mereka yang akan melakukan bunuh diri biasanya menandai rute dengan menempelkan pita plastik ke pohon. Hal ini mencegah para pencari tersesat setelah mereka keluar jalur.

Topik Menarik