Ulasan Lengkap 8 Fakta Makan Jerman Era Nazi di Bogor, Nomer 7 Paling Horor

Ulasan Lengkap 8 Fakta Makan Jerman Era Nazi di Bogor, Nomer 7 Paling Horor

Travel | BuddyKu | Rabu, 28 Desember 2022 - 22:09
share

DEPOK, iNewsDepok.id - Masih banyak masyarakat yang mempertanyakan misteri makam tentara Jerman era Nazi di kaki Gunung Pangrango.

Ada 10 makam tentara Jerman era Nazi yang berjajar di situs keramat Arca Domas, Megamendung, Kabupaten Bogor. Apalagi, makam-makam tersebut masih sangat terawat sampai saat ini.

Dari informasi yang dihimpun, 10 jasad yang dimakamkan di kuburan tentara Jerman (Deutscher Soldatenfriedhof) yang berada di kawasan Megamendung, Bogor tersebut merupakan tentara Angkatan Laut Jerman ( Kriegsmarine) era Jerman Nazi.

Salah satu pemerhati sejarah Jerman pada Perang Dunia Kedua, Alif Rafik Khan mengatakan, mereka yang dimakamkan adalah awak U-Boat dan beberapa staf Angkatan Laut Jerman era Nazi.

Yang dimakamin di Megamendung adalah awak U-Boat , sisanya staf Kriegsmarine biasa. Dan betul mereka pasukan Jerman era Nazi, kata Alif saat dihubungi iNews Depok, Rabu (28/12/2022).

Tim iNews Depok merangkum delapan fakta unik tentang 10 makam tentara Jerman era Nazi tersebut.

1. Lokasi di kaki Gunung Pangrango.

Makam tentara Kriegsmarine Jerman ini berada di dekat jalur kaki Gunung Pangrango, tepatnya di Jalan Pasir Muncang, Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Cerita keberadaan sepuluh makam tentara Jerman di kaki gunung setinggi 3.019 mdpl memang cukup terkenal.

Bahkan jika kalian keluar dari pertigaan Gerbang Tol Gadog, Bogor mengarah Puncak, kalian akan menemukan papan penunjuk di sebelah kanan bertuliskan \'Situs Makam Jerman\'.


Papan penunjuk arah makam tentara Jerman di Gadog, Bogor. Foto: Tama/iNews Depok

Di setiap makam terpampang nisan berupa salib Jerman (Ritterkreuz).

Masuk ke ujung makam, ada tugu peringatan yang bertuliskan \'Deutsch-Ostasiatische Kreuzergeschwader 1914\', tugu ini diperingati juga untuk mengenang para Skuadron Armada Penjelajah Asia Timur Jerman atau Deutsch - Ostasiatische Kreuzergeschwader , skuadron ini dipimpin oleh Vizeadmiral Maximilian Reichsgraf von Spee yang hancur dalam Pertempuran di Kepulauan Falkland/Malvinas pada tanggal 8 Desember 1914.

Di papan nama bagian bawah tertuliskan \'ERRICHTET VON EMIL UND THEODOR HELFFERICH 1926\' . Alif menjelaskan, tanah tempat dibangunnya makam tentara Jerman ini mulanya adalah milik dua orang Jerman bersaudara, yaitu Emil dan Theodor Hellferich.

Mereka (Emil dan Theodor) membeli tanah seluas 900 hektar di situ dan kemudian dan membangun pabrik dengan keuntungan dari perkebunan teh. Pabrik teh yang dibangun di sini dilengkapi dengan kabel pengangkut untuk membawa daun teh dari perkebunan ke pabrik, kata Alif

Kakak tertua dari dua bersaudara ini adalah Karl Helfferich, yaitu mantan wakil perdana menteri di bawah Kekaisaran Jerman-Austria. Karena itulah kedua orang saudaranya kemudian membangun sebuah monumen untuk memperingati Deutsch-stasiatisches Geschwader (Armada Jerman Asia Timur) yang dipimpin oleh Admiral Graf Spee yang ditenggelamkan oleh tentara Inggris pada masa itu.

Di monumen tersebut ditulis kalimat dalam bahasa Jerman yang berbunyi: \'Untuk para awak Armada Jerman Asia Timur yang pemberani 1914. Dibangun oleh Emil dan Theodor Helfferich\'.


Tugu peringatan makam tentara Jerman di Bogor.Foto:Kedubes Jerman .

2. Ada patung Buddha di sekitar makam.

Jika kita menghadap ke arah makam, di sebelah kanan tugu peringatan terpajang sebuah Patung Budha, dan sebelah kiri ada patung Ganesha dan Kala.

Banyak orang bertanya-tanya kaitan patung tersebut dengan keyakinan seluruh jasad yang dimakamkan. Hal ini tidak ada kaitannya dengan kedua patung tersebut, konon patung ini dibeli oleh dua bersaudara Helfferich dari pengrajin di pinggir jalan setelah mengunjungi Candi Prambanan serta Borobudur di Yogyakarta dan terpesona olehnya.


Patung Buddha di situs makam Jerman . Foto: blogspot/Alif Rafik Khan.

3. Terdapat 10 jasad anggota U-Boat dan Kriegsmarine.

Ada 10 jasad yang dimakamkan di Deutscher Soldatendriedhof tersebut. Dua makam di bagian depan tidak diketahui namanya atau unbekannt. Sementara di delapan nisan lainnya terdapat nama, pangkat dan jabatan.

Leutnant z.s W. Martens, (*) - , Oktober 1945\' yang berarti yang bersangkutan lahir tidak diketahui dan meninggal pada Oktober 1945 (tanggal tidak diketahui). Dari pangkatnya, diketahui Martens berpangkat Letnan Angkatan Laut.

Alif menjelaskan, Leutnant zur See . W. Martens yang mempunyai nama lengkap Wolf-Dieter Martens meninggal karena kecelakaan kereta api yang terbakar di antara Batavia (Jakarta) menuju Buitenzorg (Bogor). Martens yang pernah bertugas di U-465, U-421 dan U-596 (dengan tak ada keterangan lahir/meninggalnya), tapi tidak satu pun kapal selam yang diawakinya tercatat pernah berlayar ke Indonesia.

Kemungkinan, dia bukanlah awak U-boat dan hanya perwira atau staf Kriegsmarine biasa, kata Alif.

Selanjutnya ada ObGefr (Obergefreiter) Willi Petschow. Dari nisannya diketahui dia lahir di Hamburg tanggal 31 Desember 1912 dan meninggal setelah menderita penyakit di Perkebunan Cikopo/Bogor tanggal 28 September 1945. Pangkat lengkapnya adalah Matrosen-Obergefreiter/Bootsmann atau Kopral laut.

Lalu ada Oberleutnant zur See (Letnan senior AL) Willi Schlummer. Dilansir dari forum sejarah di Jerman dokumentenforum.de , Schlummer terbunuh oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia di rumah orang-orang Jerman di Bogor tanggal 12 Oktober 1945 bersama dengan Wilhelm Jens, karena mereka diduga merupakan tentara Belanda oleh pihak Indonesia.


Foto data kematian Willi Schlummer. Foto: iNews Depok/Dokumentenforum.de

Selanjutnya ada Schiffszimmermann Eduard Onnen.Onnen lahir di Bremerhaven tanggal 14 Desember 1906 dan meninggal tanggal 15 April 1945, dia adalah seorang Schiffszimmermann atau teknisi kapal, yang tenaganya sewaktu-waktu dibutuhkan untuk memperbaiki kapal, jika tiba-tiba kapal rusak atau diserang musuh.

Untuk yang satu ini memiliki jabatan yang cukup tinggi, ia adalah Oblt z.S. d.R. (Oberleutnant zur See der Reserve) Friedrich Steinfeldt. Dia merupakan Komandan U-195. Lahir di Bad Doberan tanggal 15 Desember 1914 dan meninggal karena disentri di sebuah rumah sakit di Jakarta tanggal 30 November 1945. Melansir dari uboat.net pangkat Steinfeldt adalah Letnan Senior Angkatan Laut.

Catatan resminya menyebutkan dia meninggal sehari sebelumnya, 29 November 1945, dan perbedaan tanggal ini kemungkinan karena adanya perbedaan waktu antara Indonesia dan Jerman yang memiliki selisih 7 jam (Jakarta GMT+7).

Selanjutnya untuk pangkat tertinggi yang dimakamkan di kuburan tersebut adalah Kptlt (Kapitnleutnant) Hermann Tangermann. Catatan sejarah mengatakan, Tangermann lahir di Berne tanggal 11 Oktober 1910 dan tewas dalam sebuah kecelakaan kereta api antara Batavia (Jakarta) - Buitenzorg (Bogor), dalam perjalanannya tanggal 23 Agustus 1945. Dialah orang yang memiliki pangkat tertinggi yang dikuburkan di Arca Domas, dan pangkatnya setingkat kapten bila di Angkatan Darat Jerman era Nazi ( Wehrmacht Heer).

Lalu ada Leutnant Ing. (Ingenieur) Wilhelm-August Jens. Lahir di Hamburg tanggal 7 November 1907. Alif menjelaskan dia kemungkinan terbunuh oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia di rumah orang-orang Jerman di Bogor tanggal 12 Oktober 1945.

Kemungkinan karena para pejuang menyangkanya (Wilhelm Jens) sebagai orang Belanda, ujar Alif Rafik Khan.

Nisan Leutnant Ing. Wilhelm-August Jens. Foto: Tama/iNews Depok.

Lanjut ke makam paling ujung di sebelah kiri, nisan milik Oblt u.LI (Oberleutnant und Leiter Ingenieur) Dr. Heinz Haake dari U-196.

Haake lahir tanggal 21 Januari 1914 dan meninggal tanggal 30 November 1944. Haake berada di U-196 yang diberitakan hilang bersama 65 orang awaknya saat berpatroli di Selat Sunda, kemungkinan besar karena kecelakaan saat menyelam dan bukannya karena serangan oleh musuh.

Alif menjelaskan, Haake adalah seorang dokter Kriegsmarine sekaligus perwira teknik dan pangkat lengkapnya adalah OLt.ing.Dr.Med.MOAssArzt.D.R, yang sangat jelas menunjukkan dia adalah seorang dokter militer dari Angkatan Laut (Kriegsmarine) Jerman.

4. Dua makam tanpa nama.

Dua makam di bagian depan tidak diketahui namanya atau unbekannt. Sementara di delapan nisan lainnya terdapat nama, pangkat dan jabatan.

Dua makam tanpa nama tersebut adalah \'Grabmal des unbekannten Soldaten\' (kuburan prajurit atau tentara yang tak dikenal). Sama seperti lainnya, mereka berdua adalah anggota U-Boat Kriegsmarine. Tidak ada catatan sejarah dari dua orang ini, mungkin saja mereka tewas karena kecelakaan kereta api yang terbakar dalam perjalanan dari Jakarta ke Bogor.

5. Kisah makam Komandan U-195.

Satu dari sepuluh makam terdapat komandan U-Boat atau kapal selam dari U-195. Dia adalah Oblt z.S. d.R. (Oberleutnant zur See der Reserve) Friedrich Steinfeldt.

Dari forum sejarah Jerman uboat.com mencatat, awal karir Steinfeldt bergabung dengan Kriegsmarine pada tahun 1940. Setelah menyelesaikan pelatihannya, dia bertugas di 38. Minensuch-Flotille dari bulan Desember 1941 s/d Juni 1942, ketika dia memulai pelatihan kapal selamnya.

Steinfeldt lalu bergabung dengan U-371 (Kapitnleutnant Waldemar Mehl) sebagai 2WO (Perwira Pengawas Kedua) dari bulan November 1942 s/d Februari 1943. Dia meneruskan tugasnya di U-195 sebagai 1WO (Perwira Pengawas Pertama) selama 6 bulan sebelum ditransfer ke Sekolah Komandan U-boat di Neustadt, Jerman pada bulan Agustus 1943.

Setelah menyelesaikan pelatihannya bulan Oktober 1943, dia diserahi jabatan sebagai komandan sebuah kapal selam bekas Italia, UIT-21, tanggal 14 Oktober 1943. Kapal ini, yang rencananya akan dijadikan sebagai kapal transportasi, namun kenyataanya tak pernah mendapat penugasan.

Hingga akhirnya pada tanggal 16 April 1944 Steinfeldt mengambil-alih komando kapal lamanya, U-195, di Bordeaux, Prancis.

Pada tanggal 24 Agustus 1944 dia memimpin U-195 dalam pelayaran menuju Samudra Indonesia yang berlangsung selama 119 hari. Dia berhasil berlabuh di Batavia (Jakarta), dan di akhir perang dia terpaksa menyerahkan kapalnya ke tangan sekutunya Jepang di Surabaya.


Nisan milik Komandan U-195Friedrich Steinfeldt. Foto: Tama/iNews Depok.

6. Ada tentara Jerman yang ikut berjuang.

Ada beberapa tentara Jerman era Nazi yang dibunuh oleh pejuang Indonesia, karena tentara Jerman ini merupakan tentara Belanda.

Memang pada akhir perang, terdapat 250 orang serdadu Jerman di Indonesia yang diangkut dengan kapal selam. Sementara itu, Perang Kemerdekaan berkecamuk antara Indonesia dan Belanda.

Pada waktu itu sejumlah orang di antara mereka (serdadu-serdadu Jerman) tewas: tiga perwira dibunuh oleh orang Indonesia karena dianggap tentara Belanda, lima lainnya ada yang meninggal karena sakit dan ada pula yang tertembak dalam perjalanan kereta api dari Bandung ke Jakarta. Jadi, delapan orang Jerman tewas selama periode tersebut. Sisanya menyelamatkan diri di pulau Onrust, sebelum dipulangkan kembali ke Jerman tahun 1946. Sebagian tentara Jerman yang melarikan diri ke Bogor karena menghindari kejaran tentara Belanda, kala itu tentara Jerman akan bergabung dengan beberapa pejuang TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Indonesia di Bogor.

7. Pernah untuk syuting uji nyali.

Deutscher Soldatenfriedhof di Megamendung, Bogor ini juga pernah dijadikan tempat uji nyali di salah satu stasiun televisi swasta nasional.

Acara yang dibawakan Citra Prima dan Rudi Kawilarang pada tahun 2014, mengambil lokasi syuting di malam Arca Domas tersebut.

Bahkan salah satu peserta kesurupan, saat kesurupan tersebut peserta menggunakan Bahasa Jerman.

8. Masih dikunjungi pihak Kedubes Jerman.

Hingga saat ini, makam tentara Jerman tersebut masih dikunjungi masyarakat umum yang penasaran. Bahkan tiap tahun, sejumlah pihak dari Kedutaan Besar Jerman di Indonesia masih mengunjungi makam tersebut.


Atase Militer dan pejabat Kedutaan Besar Jerman mendatangi Deutscher Soldatenfriedhof di Megamendung, Bogor. Foto: Kedubes Jerman.
Topik Menarik