Keripik Tempe, Camilan Legendaris Khas Malang Paling Diburu Pelancong saat Libur Nataru
KERIPIK tempe menjadi salah satu oleh-oleh khas Malang yang diburu oleh wisatawan saat libur natal dan tahun baru (Nataru). Selain karena rasanya yang enak dan gurih, keripik tempe juga dapat dibawa dengan mudah, serta dinikmati bersama-sama.
Tak ayal menjelang libur nataru ini permintaan produksi keripik tempe juga mulai naik dibandingkan hari-hari biasanya. Bahkan di salah satu toko keripik tempe di Jalan Tumenggung Suryo, Sanan, sejumlah pembeli mulai berdatangan di keripik tempe legendaris Kota Malang Rohani.
Terlihat beberapa pembeli mulai berdatangan di toko, kendati baru dibuka sekitar jam 08.00 WIB, beberapa di antara mereka bahkan membeli keripik tempe dalam jumlah besar. Bahkan tak sedikit yang membeli sampai lebih dari satu kardus dengan isi satu dusnya mencapai 5-10 kemasan keripik tempe aneka rasa.
Keripik tempe yang sudah berproduksi sejak 1988 ini memang menjadi tujuan wisatawan atau warga Malang untuk membelikan buah tangan bagi keluarga atau temannya di luar kota.
Kenaikan permintaan keripik tempe diakui oleh pemilik usaha keripik tempe bernama Trio Andi Cahyono. Dimana sejak beberapa pekan terakhir menjelang Nataru ada peningkatkan beberapa persen produksinya.
Produksi kami memang ada peningkatkan jelang nataru ini, di kisaran 30-40 persen dari hari biasa. Kenaikan mulai minggu lalu, kata Trio Andi Cahyono saat ditemui MNC Portal .
Tak adanya pembatasan di masa libur Nataru 2022 disebut Trio Andi, membuat banyak wisatawan sudah mulai memadati toko oleh-oleh keripik tempe, tak hanya di tempatnya tapi juga toko-toko keripik tempe lain di kawasan Sanan.
Jadi perbandingan tahun lalu pasti sekarang lebih baik, karena sekarang sudah agak longgar, sudah saya kira tidak ada pembatasan-pembatasan, jadi wisatawan bisa bebas ke kawasan kota Malang dan sekitarnya, terang dia.
Peningkatan wisatawan yang berbelanja ini juga membuat omzetnya bertambah. Hal ini yang juga disyukurinya di tengah kenaikan sejumlah harga-harga produksi tempe mulai dari hargai kedelai, minyak goreng, hingga telur.
Sudah ada peningkatan dengan banyaknya orang yang datang ke Malang, apalagi sekarang ada liburan juga. Jadi banyak wisatawan juga yang ke Malang, Alhamdulillah menambah omzet dari kami, paparnya.
Peniadaan pembatasan pada aturan perjalanan membuat wisatawan kerap keluar masuk Kota Malang. Hal ini berimbas pada kenaikan permintaan produk mulai terasa sepanjang tahun 2022 ini.
(Foto: Avirista Midaada/MPI)
Puncaknya ketika masa lebaran 2022 lalu di mana peningkatan keripik tempe mencapai 80 persen dari biasanya.
Jadi kita sampai kehabisan stok, setelah produksi langsung habis, jadi mereka pembeli ini banyak yang nunggu di tempat produksi, bukan di toko, karena banyaknya permintaan saat itu. Kita bahkan putuskan H+2 lebaran itu produksi, padahal sebelum sebelumnya nggak pernah kayak gitu, terangnya.
Dari sekitar 20 varian rasa yang diproduksi oleh Rohani, rasa original spesial, varian rasa-rasa seperti pedas, dan pedas manis menjadi yang terlaris. Namun segmen varian rasa itu tergantung dari umur pembeli yang datang.
Kalau anak-anak muda pasti kemasan yang seperti ini, rasa-rasa seperti ini pedas, terus kekhasan itu anak muda pasti masuk, kalau untuk orang-orang yang sepuh-sepuh (lansia) yang rasa original spesial, yang rasanya di lidah umum. Kalau yang orang-orang di usia 30 tahun ke atas biasanya sukanya yang pedas manis ada segmen pasarnya sendiri-sendiri, ucapnya.
(Foto: Avirista Midaada/MPI)
Sementara itu, pembeli keripik tempe, Taufik Hidayat menyatakan, keripik tempe menjadi bagian yang dibelinya ketika akan pulang ke kampungnya di Bantul, Yogyakarta. Menurutnya, setiap pulang bersama keluarga baik di momen lebaran maupun libur panjang apapun camilan keripik tempe menjadi suguhan di keluarganya.
Rasanya enak, dibawanya juga mudah, terus kadaluarsanya ini juga lama. Makanya kalau lagi kumpul keluarga biasanya bawa ini, ucap pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta ini.