Sejarah Berdirinya Pura Mangkunegaran, Tempat Pernikahan Kaesang-Erina yang Berusia 263 Tahun
JAKARTA, iNews.id - Pura Mangkunegaran menjadi tempat resepsi pernikahan Kaesang-Erina pada Minggu (11/12/2022) kemarin di Surakarta. Lantas, bagaimana sejarah berdirinya Pura Mangkunegaran?
Menariknya lagi, tempat pernikahan Kaesang-Erina ini dibangun pada tahun 1757 sehingga saat ini telah berusia 263 tahun. Pembangunan dilakukan dua tahun setelah Perundingan Giyanti yang membahas pembagian pemerintahan Jawa menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
Sejarah Berdirinya Pura Mangkunegaran
Pura Mangkunegaran dibangun sebagai tempat kediaman pangeran yang bentuknya menyerupai keraton namun berukuran kecil. Pembangunan ini diawali dengan pemberontakan Pangeran Raden Mas Said.
Melansir buku \'Ruang Rias: Menguak Budaya dan Estetika Keputren Puro Mangkunegaran Surakarta\' karya Atridia Wilastrina, Raden Mas Said diketahui ingin memperjuangkan haknya. Sri Sunan Pakubuwono ke-III pun menobatkan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) kepada Raden Mas Said.
Dengan gelar tersebut, Raden Mas Said akhirnya membangun wilayah kekuasaannya di sebelah Barat tepian sungai Pepe, di pusat kota yang sekarang dikenal dengan nama Surakarta, termasuk Pura Mangkunegaran.
Pura Mangkunegaran adalah tempat kediaman resmi Sri Mangkunegoro yang bentuknya tradisional atau joglo. Bentuk khas itu terlihat dari pendopo yang mempunya empat saka guru.
Arsitektur sejarah berdirinya Pura Mangkunegaran memiliki ciri yang sama dengan keraton, dilengkapi pamedan, pendopo, pringgitan, dalem dan kaputran yang dikelilingi tembok kokoh.
Pendopo Agung di Pura Mangkunegaran dibangun dengan luas sekitar 3.500 meter persegi. Tempat pernikahan Kaesang-Erina ini bisa menampung 5.000 sampai 10.000 orang dan termasuk pendopo yang terbesar di Indonesia.
Pada tahun 1968, Pura Mangkunegaran dibuka untuk umum sebagai objek wisata dan budaya. Tujuannya untuk mempertahankan Pura Mangkunegaran, seperti yang dipesan Sri Paduka Mangkunegara I kepada punggawanya.
Bumi Mangkunegaran ini kita ikut memiliki dan agar dapat dinikmati atau dimanfaatkan untuk hidup anak cucu di kemudian hari, apabila keturunanku tidak memperhatikan hingga menimbulkan rusaknya keturunan para punggawa, tidak kami restui.
Wah, penuh makna ya sejarah berdirinya Pura Mangkunegaran, tempat pernikahan Kaesang-Erina!