Pasar Roma, Wisata Thrifting Malam Hari di Pasar "Maling" Malang
Tren thrifting atau berburu barang bekas layak pakai lagi menjamur di kalangan Gen Z dan milenial. Dengan modal yang cuma ratusan ribu Rupiah, para pembeli bisa membeli aneka pakaian hingga aksesori bekas dengan harga terjangkau. Kalau beruntung, kamu bisa mendapatkan barang branded dengan harga miring.
Banyak juga yang sengaja berburu barang thrifting untuk dijual kembali.
Karena peluangnya yang terbuka sangat lebar, thrift shop bermunculan hampir di setiap sudut kota di Indonesia. Enggak terkecuali di Kota Malang , Jawa Timur.
Berbeda sama thrift shop yang biasanya buka pada pagi atau siang hari, Pasar Roma alias Pasar Rombengan Malang buka pada malam hari.
Pasar Rombengan Malang sudah ada sejak tahun 1980-an, dan buka mulai jam 17.00 hingga larut malam, bahkan enggak jarang beberapa penjual menggelar lapaknya sampai menjelang subuh.
Lokasi pasar juga mudah ditemukan, karena enggak jauh dari Kampung Warna-Warni, Kampung Biru, dan Kampung Tridi, Malang. Enggak heran kalau pasar ini selalu ramai pembeli.
Disebut Pasar "Maling"
Pasar Roma juga sering disebut Pasar "Maling", karena puluhan tahun lalu banyak yang mengira kalau pasar ini menjual barang hasil curian. Tetapi para pedagang di Pasar Roma berusaha menghilangkan stigma negatif tersebut.
Kepada Tim Z Creators , Olifiansyah, sejumlah pedagang mengaku mendapat barang bekas khususnya pakaian, dari salah satu market clothing di Yogyakarta.
Menjual aneka barang bekas
Berbagai macam barang dijual di pasar ini, mulai dari baju, celana, jam, kacamata hingga barang elektronik seperti handphone. Harga jualnya enggak jauh berbeda dengan pasar thrifting umumnya, mulai dari Rp1.000 hingga Rp3 jt untuk barang elektronik. Para pedagang juga menerima sistem tukar tambah dan titip jual.
Pasar Roma ramai dikunjungi saat hari libur, momen besar tertentu seperti tahun baru dan Hari Raya Idul Fitri.
Kendala berjualan barang thrifting
Meski sudah berjaya puluhan tahun, ternyata para pedagang mengaku sering kesulitan menjual barang dagangan mereka, terutama pada pembeli yang sangat teliti.
Kesulitan selama menjual loak apalagi pakaian itu, pembeli biasanya mengecek dengan detail dan teliti. Jadi banyak barang yang belum sempat laku. Karena beberapa jahitan mungkin lepas, untuk barang elektronik pun sama. Pembeli menawar dengan harga yang sangat murah. Jadi tidak bisa mengiyakan untuk pengurangan tersebut." Ungkap salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya.
Pandemi Covid-19 juga menjadi salah satu alasan para pedagang Pasar Roma kehilangan pembeli.
"Setelah Covid-19 kemarin pasar ini jadi sepi enggak seperti biasanya. Sebelum Covid-19 ramai setiap hari Sabtu,kini omzet terjun bebas dari sebelum Covid-19. Tutup pedagang loak di Pasar Roma.
Modal Kopi Sachetan Bisa Bikin Iced Avoccino ala Cafe, Cocok Buat Penyuka Kopi Susu Creamy
Bukan Gegayaan, Ternyata Warga London Bersepeda demi Mengatasi Hal Ruwet Ini!
Balik Ekmek, Sandwich Ikan Kembung Khas Istanbul Disantap dengan Jus Acar! Gimana Rasanya?
Bentuknya Mirip Lontong, Buras Bisa Awet 3 Hari di Suhu Ruang, Penjual Ungkap Trik Awetnya
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik!Lets join Z Creators dengan klik di sini .