Digitalisasi Sektor Wisata, 28 Gedung di Kota Lama Semarang Sudah Terpasang Building Signage
ABOUTSEMARANG Upaya memajukan Kota Semarang berbasis teknologi dan digitalisasi terus dilakukan. Salah satunya dengan pemasangan Building Signage di beberapa gedung-gedung bersejarah yang ada di Kota Semarang, salah satunya gedung-gedung yang ada di Kawasan Kota Lama Semarang.
Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan, pembuatan Building Signage ini memang sudah menjadi idenya untuk mengenalkan sejarah Kota Semarang sejak tiga tahun lalu dengan sistem digitalisasi.
Sistem ini dilakukan untuk mempermudah wisatawan yang datang ke bangunan bersejarah untuk lebih mudah mengetahui tentang sejarah dari gedung-gedung tersebut.
Ita, sapaan akrabnya, mengatakan nantinya wisatawan cukup men-scan barcode dari setiap gedung yang sudah terpasang Building Signage. Hanya melalui smartphone semua informasi tentang sejarah gedung terpampang dengan jelas.
Ini merupakan impian sejak 3 tahun lalu. Saya punya angan-angan agar kota lama jangan sampai kalah dengan kota lain. Sehingga mulai dilakukan penamaan-penamaan terhadap gedung bersejarah di kota Semarang, ungkap ita, Selasa (13/12).
Ita memaparkan Building Signage ini merupakan telling story yang dibuat agar masyarakat mengetahui dengan jelas sejarah gedung terutama di Kota Lama, mulai dari foto di jaman dulu hingga sekarang.
Bahkan melalui sistem ini, informasi yang diberikan kepada masyarakat bisa terus diperbarui.
Building Signage ini leading sektornya dari Dinas Tata Ruang (Distaru) berkolaborasi dengan BP2KL dan Disbudpar Kota Semarang untuk memasang tanda penamaan atau signage building gedung bersejarah di kota lama, bebernya.
Gedung Oudetrap milik pemerintah kota Semarang menjadi pilot project pertama penerapan Building Signage.
Rencananya, ada 28 gedung di tahun 2022 ini yang akan diberikan penamaan atau building signage.
Kawasan Kota Lama sendiri memiliki sekitar 117 gedung bersejarah, nantinya Building Signage ini akan dilakukan bertahap.
Karena membutuhkan anggaran dan juga kajian sejarah yang meliputi gedung itu di bangun tahun berapa, pernah dipakai apa saja. Nah ini yang perlu disesuaikan. Ini merupakan sejarah yang perlu diceritakan, jelasnya.
28 gedung yang sudah memiliki Building Signage ini seperti Gereja Blenduk,Spiegel, Phapros dan lainnya.
Tahun depan akan ditambah lagi yang akan diberikan Building Signage, imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Semarang, M. Irwansyah mengatakan proyek Building Signage ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 128 juta.
Dengan anggaran Rp 128 juta yang merupakan dana DAU namun kemudian kita alokasikan untuk pembuatan building signage. Tujuannya agar masyarakat tambah paham dengan masing-masing gedung bersejarah di Semarang khususnya kota lama, ucap Irwansyah.
Irwansyah menyebut dengan adanya Building Signage ini, juga sekaligus pendataan bangunan yang sudah memiliki Surat keputusan (SK) Walikota secara resmi dan ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya.
Mudah-mudahan semua gedung cagar budaya baik yang di Kota Lama atau yang diluar Kota Lama bisa kita pasang Building Signage seluruhnya, tandasnya. (***)