Ini 9 Alat Musik Tradisional Yogyakarta, Nomor 5 Asli Gunungkidul

Ini 9 Alat Musik Tradisional Yogyakarta, Nomor 5 Asli Gunungkidul

Travel | BuddyKu | Jum'at, 9 Desember 2022 - 22:56
share

YOGYAKARTA, iNews.id - Alat musik tradisional Yogyakarta sangat beragam. Ada belasan bahkan mungkin puluhan jenis. Alat musik tradisional ini masik eksis di tengah gempuran budaya barat.

Sebagian alat musik tradisional Yogyakarta masih populer di kalangan masyarakat, namun tidak sedikit yang mulai tidak dikenal oleh masyarajat utamanya kalangan anam muda. Bahkan tak jarang yang belum mengetahui alat musik ini.

Nah berikut 14 alat musik tradisional Yogyakarta yang dirangkum khusus untuk pembaca iNews.id :

1. Gendang atau Kendang

Farel
Farel Prayoga saat memainkan gendang. (Ist)


Gendang merupakan salah satu alat musik tradisional Yogyakarta yang cukup populer. Selain di DIY alat musik ini juga dikenal di sejumlah daerah lain seperti Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Jawa Timur.

Gendang dimainkan tanpa bantuan alat, cukup ditabuh menggunakan telapak tangan. Alat musik ini biasanya berperan sebagai pengatur irama. Warga Yogyakarta juga mengenal gendang dengan sebutan kendang. Gendang yang berukuran kecil disebut ketipung sementara yang berukuran agak besar disebut kendang atau ciblon.

2. Gejong Lesung

Bupati
Bupati Bantul Abdul Halim Muslim ikut memainkan Gejog Lesung di Hutan Pinus Mangunan beberapa waktu silam. (Foto: Dok.Pemkab Bantul)


Gejong Lesung biasanya dimainkan oleh beberapa orang antara empat hingga lima orang bahkan bisa lebih. Instrumennya berupa lesung dan alu. Cara memainkannya dengan memukul lesung menggunakan alu di bagian atas, samping, tengah atau tepat di bagian cekungan lesung. Irama yang berbeda-beda setiap pemain menghasilkan suara musik yang menarik.

Dulu Gejok Lesung biasa dimainkan saat terjadi gerhana bulan atau saat event-event khusus misalnya saat panen padi. Namun saat ini Gejok Lesung banyak dimainkan di objek-objek wisata. Salah satunya di kawasan Hutan Pinus Mangunan, Dlingo, Bantul. Di tempat ini setiap kali ada event pasti ditampilkan Gejog Lesung. Di Mangunan terdapat sejumlah group musik Gejog Lesung yang terdiri dari ibu-ibu.

3. Terbang
Alat musik tradisional Yogyakarta berikutnya adalah Terbang. Di daerah lain alat musik ini lebih dikenal dengan sebutan Rebana. Namun di DIY alat musik ini lebih dikenal dengan sebutan Terbang yang berasal dari bahasa Jawa.

Alat musik ini cukup dikenal di wilyah Bantul atau di kawasan pondop pesantren. Biasanya alat musik ini untuk mengiringi kesenian Slawatan.

Bahan dasar pembuatan alat musik ini adalah kayu sebagai badannya. Biasanya berasal dari kayu nangka kemudian dilapisi dengan membran kulit sapi seperti kendang. Bedanya badan Terbang bentuknya seperti mangkuk atau setengah bulat. Hampir mirip dengan kendang, cara memainkannya dengan ditabuh menggunakan telapak tangan.

4. Kempul atau Gong Kecil
Berikutnya ada Kempul. Alat musik tradisional Yogyakarta ini biasa juga disebut dengan gong kecil. Kempul adalah satu perangkat musik gamelan.

Kempul dimainkan dengan cara ditabuh menggunakan alat pemukul khusus. Alat ini terbuat dari kayu yang bagian ujungnya dibalut dengan kain.

Bentuk Kempul sangat mirip dengan gong. Alat musik tradisional Yogyakarta yang satu ini biasanya tidak dimainkan sendiri. Untuk memainkanya digantung serangkai dengan alat musik gong jenis lainnya dan dimainkan bersama-sama bergantian.

5. Rinding Gumbeng

Ketua
Ketua Kelompok Rinding Gumbeng Ngawen, Sri Hartini dan adiknya tengah menunjukkan cara memainkan alat musik Rinding Gumbeng di rumahnya Ngawen, Gunungkidul. (Foto MPI/ Erfan Erlin)


Alat musik tradisional Yogyakarta berikutnya adalah Rinding Gumbeng. Ini merupakan alat musik asli Gunungkidul.

Kesenian Rinding Gumbeng yang berasal dari Dusun Duren, Kalurahan Beji, Ngawen, Gunungkidul. Warga setempat meyakini Rinding Gumbeng sebagai alat untuk memangil Dwi Sri selain untuk alat komunikasi di zaman dulu.

Rinding Gumbeng biasanya dimainkan saat upacara adat Sadranan di Hutan Adat Wonosadi, hutan yang ada di Kalurahan Beji.

Bahan dasar alat musik jenis ini adalah berasal dari alam, seperti bambu dan tali kecil. Cara memainkan Rinding Gumbeng adalah dengan diletakkan di bibir mulut kemudian sedikit direnggangkan.

6. Slenthem
Alat musik tradisional Yogyakarta berikutnya adalah Slenthem. Alat musik ini merupakan bagian instrumen kesenian gamelan. Alat musik ini berbentuk lembaran lebar logam tipis yang diikat dengan tali, selanjutnya direntangkan di atas tabung-tabung.

Untuk memainkan Slenthem menggunakan alat khusus yang terbuat dari kayu dan ujungnya dibalut dengan kain.

7. Krumpyung
Krumpyung adalah alat musik tradisional Yogyakarta. Alat musik jenis ini konon berasal dari Kulonprogo. Alat musik ini terbuat dari bambu.

Potongan pipa bambu disusunan secara vertikal yang bagian tengahnya dipotong separuh, bentuknya mirip alat musik organ. Alat musik Krumpyung dimainkan dengan cara digoyangkan atau digetarkan dengan tangan. Getaran ini menimbulkan suara benturan antara pipa-pipa bambu tersebut.

8. Siter
Alat musik tradisional Yogyakarta berikutnya adalah Siter. Cara memainkan alat musik ini dengan cara dipetik. Alat musik ini memiliki ukuran panjang sekitar 30 cm yang dilengkapi dengan berjumlah 11 atau 13 pasang senar.

Senar-senar inilah yang kemudian direntangkan ke dua sisi dan saat dipetik menghasilkan suara yang indah. Alat musik ini hampir mirip dengan kecapi.

9. Demung
Alat musik tradisional Yogyakarta syang terakhir adalah Demung. Ini adalah alat musik yang merupakan bagian dari instrumen gamelan.

Dalam pagelaran musik gamelan, biasanya terdapat dua jenis demung. Yaitu demung dengan nada pelog dan slendro.

Demung biasa dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul. Cara memainkan Demung dengan ditabuh secara bergantian sesuai nada antara Demung 1 dan Demung 2.

Alat pemukul Demung terbuat dari kayu yang mirip dengan palu, tapi ukurannya lebih besar dan berat. Demung terbuat dari lempengan kuningan dengan bentuk dan tebal yang bervariasi. Lempengan kuningan ini diletakkan dalam sebuat tempat yang terbuat dari kayu. Saat dipukul lempengan kuningan ini menghasilkan suara yang bervariasi.

Topik Menarik