Kisah Pilu Bunker Kaliadem yang Kini Jadi Tempat Wisata Populer di Yogyakarta

Kisah Pilu Bunker Kaliadem yang Kini Jadi Tempat Wisata Populer di Yogyakarta

Travel | BuddyKu | Jum'at, 9 Desember 2022 - 20:32
share

JAKARTA, iNews.id - Belakangan ini, bencana alam terus terjadi di Indonesia. Belum usai pandemi Covid-19, kini muncul gempa bumi di Cianjur, dan erupsi Semeru yang membuat masyarakat khawatir.

Erupsi Gunung Semeru ini mengingatkan pada kisah pilu dari bunker Kaliadem, ketika Merapi mengalami erupsi pada 2006 lalu. Bunker yang seharusnya menjadi tempat berlindung dari erupsi Gunung Merapi ini berubah menjadi oven panas dan menelan korban jiwa.

Bunker Kaliadem berada di Desa Kinahrejo, Hargoninangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunan itu dibangun pada 2001 oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dan diresmikan empat tahun kemudian.

Penasaran ingin tahu seperti apa kisah pilu bunker Kaliadem ini? Berikut ulasannya dirangkum melalui Instagram @diosetta.69, Jumat (9/12/2022).

Kisah Pilu Bunker Kaliadem

Bunker Kaliadem dibangun pada 2001 untuk tempat berlindung warga masyarakat sekitar ketika Merapi mengalami erupsi. Bunker ini kemudian diresmikan empat tahun setelahnya. Bunker kaliadem memiliki kedalaman 3 m dengan luas ruangan 12 m.

Kisah bunker Kaliadem ini bermula ketika, dua orang relawan bernama Sudarwanto dan Sarjono yang ditugaskan untuk membantu mengevakuasi masyarakat sekitar lereng Merapi kala itu. Pada 15 Juni, 2006 Sudarwanto tengah melaksanakan piket dan sempat memberikan kabar kepada temannya bahwa di dalam bunker terdapat dua orang.

Tak lama dia melihat Gunung Merapi mengalami erupsi, kedua relawan tersebut memerintahkan masyarakat desa untuk berlindung dan masuk ke dalam bunker Kaliadem, agar terhindar dari wedus gembel atau terkaan awan panas gunung Merapi.

Bukannya menuruti perkataan Sudarwanto dan Sarjono, para warga justru mengabaikan perintah tersebut, dan berlarian ke area persawahan. Akhirnya mereka berdua yang masuk ke dalam bunker tersebut. Bunker Kaliadem memang dirancang untuk tahan dari terjangan awan panas serta partikel-partikel kecil yang keluar dari mulut gunung Merapi.

Namun, nasib berkata lain rupanya bunker tersebut tidak dibuat kedap dari panasnya lahar Mandrageni. Keadaan semakin mencekam ketika bunker bocor, dan lahar api panas masuk ke dalamnya. Usaha kedua relawan ini sia-sia karena mereka terjebak dengan lahar api panas yang terus memenuhi bunker, ditambah material vulkanik yang menimbun bunker benar-benar mempersulit upaya mereka untuk keluar.

Terjebak di dalam bunker dengan suhu 700 derajat celcius

Bunker yang harusnya menjadi tempat untuk berlindung, sekejap menjadi oven panas bagi kedua relawan malang tersebut. Jenazah keduanya baru bisa dievakuasi setelah 2 hari kemudian, dan tahukah Anda berapa suhu udara di dalam bunker saat pertama kali dibuka?

Suhu yang dibuka di sekitar pintu bunker ini, mencapai 700 derajat celcius, Anda bisa bayangkan seberapa panasnya suhu udara tersebut. Pada saat proses evakuasi, jenazah Sarjono ditemukan di dekat pintu masuk, sedangkan kawannya berada di dalam bak kamar mandi. Keduanya ditemukan dalam kondisi tubuh yang sudah gosong.

Bunker beralih menjadi museum dan tempat wisata

Setelah kejadian tersebut, bunker Kaliadem tak lagi digunakan sebagai tempat untuk berlindung ketika terjadi erupsi. Kini 16 tahun telah berlalu, bunker telah berubah fungsi menjadi tempat wisata sejarah mengenang tragedi yang ada serta kondisi bunker yang juga cukup gelap, membuat banyak berkembangnya cerita-cerita mistis di tempat ini.

Topik Menarik