Sejarah di Balik Indahnya Wisata Udara Bumi Hindia Belanda

Sejarah di Balik Indahnya Wisata Udara Bumi Hindia Belanda

Travel | BuddyKu | Jum'at, 9 Desember 2022 - 15:14
share

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - KNILM memfasilitasi penerbangan komersil pertama di Hindia Belanda.

Pada awal abad ke-20, moda transportasi udara di Nusantara didirikan oleh Pemerintah Kolonial sebatas kepentingan militer. Karena persepsi pemerintah kala itu menganggap penerbangan sebagai sarana untuk memperkuat pertahanan.

Pada 1916, lapangan udara (lanud) mulai gencar diririkan sebagai sarana pendidikan calon penerbang di Hindia Belanda serta menjadi titik pendaratan Divisi Penerbangan. Salah satu lanud dioperasikan di Bandung pada 1922, yakni Lanud Andir (sekarang Bandar Udara Husein Sastranegara).

Pemanfaatan pesawat sebagai kepentingan non militer memang telah diusulkan pada 1919 oleh J.M Valkenburg (Sekretaris Negara Hindia Belanda) dan komisi Colijn . Sedangkan, van Limburg Stirum (Gubernur Jenderal Hindia Belanda) menganggap bahwa pesawat komersil masih belum dibutuhkan.

Namun, penerbangan Inggris menuju Australia (negara koloninya) pada November-Desember 1919 telah mengubah pandangan Pemerintah Belanda. Pesawat bukan hanya sebagai transportasi udara jarak jauh saja, namun juga bisa menjadi penghubung negara jajahan dengan tanah jajahannya.

Usulan pemanfaatan pesawat di ranah komersil kemudian direalisasikan, yakni dengan melakukan uji coba sepanjang November 1919-20 Maret 1920 menuju berbagai macam wilayah untuk memastikan rute yang layak dilalui. Namun uji coba ini masih belum layak untuk dijadikan penerbangan sipil karena data yang dikumpulkan masih bersifat teknis.

Usaha untuk mencapai penerbangan sipil ini menuai perdebatan di kalangan pemerintah. Seperti dianggap akan menggangu anggaran negara, terlalui beresiko, dan tidak menguntungkan.

Dukungan dari negara induk pada Desember 1919, telah membuat rencana penerbangan sipil dipertimbangkan kembali oleh Pemerintah di Hindia Belanda dan Commissie voor Luchtverkeersdienst. Di sini tercapai kesepakatan bahwa pihak swasta akan dilibatkan dalam pembentukan perusahaan penerbangan Hindia Belanda.

Perdebatan demi perdebatan masih terjadi, birokrasi menjadi hambatan bagi pendirian maskapai. Berkat peran Emile Enthoven, perwakilan Committee van Aalst yang melobi para Volksraad, telah membuat pemerintah menyetujui kembali rencana pembentukan maskapai.

Hingga pada akhir 1927, Committee van Aalst berhasil menggaet 32 investor dengan total modal sejumlah f 4.975.000. Maskapai ini berpusat di Amsterdam dengan wilayah operasi di Hindia Belanda.

Satu-satunya maskapai penerbangan di Hindia Belanda ini diberi nama NV. Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij yang lantas pada Oktober 1928 diubah menjadi NV. Koninklijke Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschapij (KNILM) atas seizin Ratu Belanda.

Di sini KNILM memfokuskan operasinya dalam ranah komersil dan pemerintahan. Dalam ranah komersil, KNILM menyelenggarakan wisata alam dari udara. Salah satu rutenya yakni Batavia-Bandung dengan frekuensi penerbangan 3 kali sehari, sedangkan untuk musim hujan sebanyak 2 kali sehari.

Wisatawan disuguhi pemandangan dari atas bumi Parahyangan, melintasi Gunung Tangkuban Perahu, perkebunan kopi, kina, dan teh, serta hamparan tinggi Lembang. Wisata udara ini berlangsung selama kurang lebih 45 menit.

Bahkan dalam menggaungkan wisata penerbangan ini, KNILM memiliki slogan The Tropics are at your feet , slogan ini digunakan sebagai branding untuk menarik para pelancong untuk melihat keindahan bumi Hindia dari udara.

Namun Depresi Ekonomi 1930 telah menghambat perkembangan wisata KNILM. Jumlah penumpang KNILM mulai mengalami penurunan. Pada 1932-1934 keadaan sempat membaik. Namun pada 1934-1936 penurunan penumpang kembali terjadi.

Selain itu, adanya Queensland Northern Territory Air Services, perusahaan penerbangan Australia yang mendapatkan izin dari pemerintah untuk transit di sejumlah titik di Hindia Belanda, telah membuat KNILM memiliki pesaing.

Meskipun mengalami kemerosotan jumlah penumpang, KNILM masih terus mempertahankan eksistensinya. Hal ini karena adanya aliran bantuan yang bersumber dari Pemerintah Hindia Belanda.

Strategi penyesuaian operasional dan kompensasi yang diberikan oleh pemerintah adalah hal yang membuat KNILM masih tetap bertahan. Hingga pada 1937, KNILM bangkit dari kemerosotannya. Namun pada akhirnya perusahaan ini harus berakhir kala Jepang menggempur Hindia Belanda.

Penulis: Ays Nur Adillah

Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Referensi

Ariwibowo, G.A. 2015. Kunjungan dan Pengelolaan Wisata Alam di Karesidenan Priangan padaPeriode Akhir Kolonial. Perkembangan Mutakhir Historiografi Indonesia: Orientasi Tema danPerspektif.

Wicaksono, D.A & Wahid, A. 2021.Kolaborasi dan Intervensi: Pengembangan Maskapai PenerbanganKomersial Hindia Belanda, 1928-1940-an. Lembaran Sejarah, 17(2).


Topik Menarik