Jamur Termahal Kedua di Dunia Ini Ternyata Mampu Tumbuh di Gunung Rinjani Lombok
MATARAM, iNewsMojokerto.id - Jamur dengan harga termahal kedua di dunia, ternyata mampu tumbuh di Indonesia. Adalah jamur morel (marchella spp) yang merupakan plasma nutfah langka tumbuh di dalam kawasan Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Jamur itu sudah diteliti pada 2017 dan masih terus dilanjutkan penelitiannya sampai sekarang, ucap Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Dedy Asriady di Mataram, Minggu (6/11/2022).
Jamur morel tergolong hanya bisa tumbuh di daerah tropis tertentu itu pertama kali ditemukan oleh Teguh Rianto, salah seorang pegawai BTNGR. Penemuan jenis jamur termahal kedua di dunia tersebut hanya secara kebetulan ketika melakukan patroli di dalam kawasan taman nasional pada 2009.
Dedy mengatakan upaya penelitian terus dilakukan dengan tujuan agar jamur tersebut bisa dibudidayakan oleh masyarakat di lingkar Gunung Rinjani. Dengan pembudidayaan itu, plasma nutfah jamur morel bisa memberikan dampak ekonomi serta kelestariannya di alam tetap terjaga.
Penelitian awal dilakukan pada 2017. Lokasinya di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, tepatnya di Desa Senaru, yang merupakan salah satu jalur resmi pendakian di Kabupaten Lombok Utara.
Hasil penelitian yang dilakukan tim BTNGR bekerja sama dengan tim peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor bahwa berdasarkan uji DNA morel yang ada di Rinjani merupakan spesies Morchella crassipes, satu-satunya morel yang ditemukan pertama di hutan tropis Indonesia.
Sampai sekarang, penelitian masih terus dilakukan agar plasma nutfah langka yang harganya cukup mahal itu bisa dibudidayakan oleh masyarakat di lingkar Gunung Rinjani, katanya.
Dia juga mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) pada 5 November 2022, dengan mengangkat tema Potensi plasma nutfah dan satwa Indonesia. Dia pun mengajak masyarakat NTB, khususnya di Pulau Lombok, untuk mengenal dan menjaga kelestarian plasma nutfah langka yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani itu.
Ayo kenali dan cintai puspa dan satwa kita, menjaga kelestariannya demi keberlanjutan potensi plasma nutfah di bumi pertiwi, ujarnya.
Dikutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, jamur morel merupakan spesies jamur edible sebagai komoditas bernilai tinggi di pasaran internasional. Jamur morel merupakan hasil hutan bukan kayu yang telah mendatangkan devisa cukup tinggi di China, Amerika Utara, India, Turki dan Pakistan. Nilai komersial morel secara tahunan di Amerika Utara sekitar 5 juta-10 juta Dolar Amerika Serikat (USD).
Selain harganya yang tinggi mencapai 6 juta rupiah per kg, morel mempunyai cita rasa yang enak. Berdasarkan hasil uji fitokimia jamur morel juga mengandung antioksidan yang cukup tinggi sebagai anti kanker.