Membongkar Misteri Kutukan Mumi Mesir Kuno dan Kematian Misterius Firaun Tutankhamun, Ini Faktanya
JAKARTA, iNewsCirebon.id - Kutukan Mumi di Mesir menjadi suatu misteri tersendiri bagi arkeolog, terlebih salah satu yang paling terkenal adalah kutukan Raja Tut.
Melansir dari SindoNews, Rabu (23/11/2022), makam Raja Tutankhamun ditemukan pada tahun 1922 oleh para arkeolog dan mereka melakukan sejumlah penelitian dengan pendanaan utama berasal dari George Herbert, Earl of Carnarvon kelima di Inggris.
Tak lama berselang, pada tahun 1923 Carnarvon meninggal dunia dan kabarnya tersebar luas karena dianggap sebagai kematian yang misterius. Hal inilah yang memicu isu kutukan Firaun tersebut.
Pada halaman utama surat kabar The Courier Journal edisi 21 Maret 1923 yang diterbitkan di Louisville, Kentucky, memuat headline Kutukan Firaun 3.000 tahun Terlihat dalam Penyakit Carnarvons.
Kematian Carnarvon dilaporkan sudah tidak sehat sebelum tiba di Kairo. Dia menderita infeksi yang dilaporkan akibat kecelakaan bercukur ketika memotong bekas gigitan nyamuk. Laporan itu juga mengabarkan istrinya, Almina Herbert, jatuh sakit tetapi sembuh dan hidup hingga 93 tahun dan meninggal pada tahun 1969.
Kebenaran isu kutukan mumi itu langsung dipelajari oleh para ilmuwan. Mereka meneliti mengenai patogen apa yang berumur panjang sehingga menyebabkan kutukan.
Para ilmuwan menggunakan penelitian dengan pendekatan pemodelan matematika dalam menentukan berapa lama patogen dapat bertahan hidup di dalam makam.
Berdasarkan jurnal Proceedings dari Royal Society B: Ilmu Biologi yang diterbitkan pada tahun 1996 dan 1998 menyebutkan Memang, kematian misterius Lord Carnarvon setelah memasuki makam firaun Mesir Tutankhamun berpotensi dijelaskan oleh infeksi patogen yang sangat mematikan dan berumur sangat panjang, tulis Sylvain Gandon dalam artikel jurnal tahun 1998.
Gandon merupakan seorang peneliti di Universitas Pierre dan Marie Curie di Paris ketika makalah itu diterbitkan.
Namun, ada jurnal International Biodeterioration & Biodegradation yang publish pada tahun 2013 justru membantah penelitian tersebut.
Dalam jurnalnya menyebutkan, penelitian pada bintik-bintik coklat di makam Tutankhamun menemukan bahwa organisme yang menciptakan bintik-bintik itu tidak aktif, tulis tim peneliti dalam jurnal tersebut.
Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Mark Nelson, seorang profesor epidemiologi dan pengobatan pencegahan di Universitas Monash di Australia, tidak menemukan bukti bahwa mereka yang masuk ke dalam makam meninggal pada usia yang sangat muda.
Dalam penelitiannya ditemukan fakta 25 orang yang bekerja atau pergi ke makam tak lama setelah ditemuka, rata-rata mereka hidup sampai usia 70 tahun dengan usia kematian yang tidak terlalu rendah di awal hingga pertengahan abad ke-20.
Studi ini menemukan tidak ada bukti yang mendukung keberadaan kutukan mumi , tulis Nelson dalam makalah tahun 2002 yang diterbitkan di British Medical Journal.
Lalu dari mana asa muasal isu misteri kutukan Firaun berasal? Rupanya dari anggota tim itu sendiri, Howard Carter. Setidaknya itu yang tertulis di buku tersebut.
Prabowo Pisah Kemenparekraf, Widiyanti Putri Wardhana dan Teuku Riefky Harsya Jadi MenteriĀ
Ketika makam Raja Tut ditemukan dan dibuka di 2022, itu adalah peristiwa arkeologi besar. Untuk menghalangi media, kepala tim penggalian Howard Carter, mengisahkan bahwa kutukan menimpa siapa pun yang mengganggu makam itu. Dia bukan penemu gagasan makam terkutuk, tapi memanfaatkannya untuk menjauhkan pengganggu, tulis buku itu.
Tak hanya kutukan Raja Tut, makam bangsawan Mesir lain juga dikatakan punya kutukan serupa. Tujuannya antara lain agar makam itu tidak dijarah.
Hal itu diperkuat oleh keterangan Jasmine Day, seorang doktor Egyptologist bidang antropologi yang menyebutkan bahwa Isu tentang kutukan mumi sebenarnya berawal dari penemuan makam Tutankhamun.
Kutukan adalah legenda yang berkembang secara bertahap, sejak sekitar pertengahan abad ke-19, kata Jasmine Day
Sarjana lain sepakat bahwa hubungan kutukan dan sihir dengan mumi tersebar luas sebelum penemuan makam Tutankhamun.
Gagasan bahwa Mesir adalah tanah misteri kembali ke Yunani dan Romawi, kata Ronald Fritze, seorang profesor sejarah di Athens State University di Alabama.
Mengenai kutukan mumi, Eleanor Dobson, dosen sastra Inggris di Universitas Birmingham di Inggris mengatakan kalau film juga mengambil gagasan tentang kutukan yang dikaitkan dengan mumi sehingga ini makin dipercaya.
Melansir dari wikipedia, Raja Nebkheperure Tutankhamun atau Raja Tut adalah Firaun dari Dinasti Kedelapanbelas Mesir (memerintah 1333 SM - 1324 SM), pada masa yang disebut Kerajaan Baru Mesir.
Nama aslinya, Tutankhaten, berarti Jelmaan hidup Aten, sedangkan Tutankhamun berarti Jelmaan hidup Amun.
Tutankhamun adalah anak dari Akhenaten (sebelumnya Amenhotep IV) dan salah satu saudara Akhenaten. Sebagai seorang pangeran, ia dikenal dengan sebutan Tutankhaten.
Ketika ia menjadi raja, ia menikah dengan saudara tirinya, Ankhesenpaaten, yang kemudian berubah namanya menjadi Ankhesenamun.
Mereka memiliki dua anak perempuan. Sebuah studi yang dirilis pada tahun 2011, mengungkapkan bahwa salah satu anak perempuannya meninggal pada 5-6 bulan kehamilan sedangkan yang lainnya pada 9 bulan kehamilan. Tidak ada bukti yang ditemukan disalah satu mumi anomali bawaan atau penyebab yang jelas mengenai kematiannya.
Detik-detik terakhir Raja Tutankhamun tidak tercatat sedikitpun apa penyebab kematian Tutankhamun, yang akhirnya menjadi subyek perdebatan.
Penelitian besar telah dilakukan dalam upaya untuk menemukan penyebab kematiannya. Banyak spekulasi penyebab kematiannya ini bermunculan. Ada yang menyebutkan bahwa Tutankhamun dibunuh, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa kematiannya disebabkan oleh kecelakaan.
Tahun 2010 dilakukanlah analisis DNA, dan hasilnya menunjukkan adanya malaria di sistemnya. Hal ini diyakini bahwa kedua kondisi (malaria dan leiomyomata) digabungkan, menyebabkan kematiannya.
Itulah misteri kematian raja Tutankhamun dan kutukannya yang masih terus diperdebatkan hingga sekarang.