Rahasia di Balik Misteri Gunung Lawu, Ada 4 Keturunan Ras Manusia Terbesar di Bumi
KARANGANYAR, iNews.id Gunung Lawu menyimpan sejuta misteri dan rahasia. Konon, saat awal Masehi setelah peradaban Megalitikum yakni peradaban Gog manu atau 7.000 tahun sebelum Gunung Lawu meletus pertama dan terakhir yang menjadi letusan terdahsyat saat era itu menjadi pusat peradaban Gog manu.
Salah satu tokoh lereng Gunung Lawu yang akrab disapa Ki Sindungriwut menceritakan dahulu ada empat ras manusia terbesar di bumi. Dulu itu ada 4 ras manusia besar di bumi. Manu itu artinya ras dan sia adalah keturunan. Jadi manusia adalah keturunan Ras Manu, kata Ki Sindungriwut dikutp Rabu (7/12).
Menurut Ki Sindungriwut, Gog Manu adalah ras yang bercirikan kulit agak gelap, rambut keriting mata tajam. Dahulu, ada 4 keturunan ras besar yang dominan yakni Re manu, Candra Manu, Kat manu dan Gog manu. Gog manu adalah ras yang bercirikan kulit agak gelap, rambut keriting mata tajam.
Pada masa 7.000 tahun sebelum Masehi itu, pemimpin Gog manu itu senang sekali bertapa di puncak Lawu. Dan di masa itu, gunung Lawu meletus cukup dahsyat yang ditandai dengan kemunculan telaga kuning di puncak gunung Lawu.
Menurut Ki Sindungriwut, telaga kuning yang hingga kini masih ada di puncak Gunung Lawu ini, dahulunya adalah kawah purba yang berada di puncak Lawu, tepatnya di bawah puncak Hargo Dumilah.
Letusan tersebut membuat hancur, ras Gok Manu, yang selamat melarikan diri ke NTT, Flores dan lokasi lain. Kemudian Lawu kedatangan ras manusia lain seperti ras Re Manu atau Wangsa Surya. maka seluruh simbol-simbol kerajaan di Nusantara adalah keturunan ras wangsa Surya, ujarnya.
Seperti Majapahit memiliki simbol matahari. Dulu ceritanya Hargo dalem itu adalah sebuah tempat batunya untuk bertapa para leluhur wangsa Surya itu. Dimana setiap pagi, para leluhur Wangsa Surya selalu menatap terbitnya sinar matahari. Makanya itu tempatnya agak condong ke Utara, kata dia.
Lawu oleh Re manu atau Wangsa Surya yang kedatangannya sekitar 300 sebelum Masehi ke Nusantara itu memberi nama Gunung Lawu dengan nama Mahendra. Nama Mahendra itu diambil dari sebuah nama gunung yang dulu merupakan pusat peradaban wangsa re manu atau Wangsa Surya.
Karena mereka bergelombang pindah ke sini maka Lawu juga dianggap pusat peradaban mereka dan dinamakan Mahendra. Yang memiliki arti induknya dari raja gunung, ujarnya.
Setelah berjalannya waktu, ungkap Ki Sindungriwut, raja-raja se-Nusantara bahkan sampai raja terakhir Majapahit atau bahkan mungkin singa Wikrama Dyah Suprabawa itu masih ke Lawu.
Pasalnya keturunan raja-raja di nusantara itu mayoritas keturunan re manu wangsa Surya. Hanya Padjadjaran sendiri yang bukan keturunan Re manu adalah Pajajaran.
Setelah Majapahit runtuh banyak propaganda di Nusantara dimana seluruh nama gunung di Nusantara diganti. Seluruh gunung di Indonesia ini namanya sudah tidak asli. Dan salah satunya Mahendra ini diganti Lawu, ujarnya.
Gog Manu, ungkap Ki Sindungriwut, adalah peradaban tertua di muka bumi ini. Bukti bila Gok Manu merupakan peradaban tertua di gunung Lawu, bisa dibuktikan dengan ditemukannya manusia purba (Pithecantropus, Meghantropus).
Yang mana para arkeologi memperkirakan pithecantropus, Meghantropus ini diperkirakan berusia 1,8 juta tahun. Tak heran pada masa itu, gunung Lawu sebuah pusat kerajaan besar sekaligus kota Metropolitan.
Viral Ormas Pasang Stiker Lisensi Warung Padang Asli, Netizen Heran: Gimana Kalau Nasi Kucing
Ini bisa dibuktikan dengan penemuan punden berundak, candi dan itu menunjukkan sebagai pusat peradapan (era kerajaan) sementara di era meghalit ditemukan banyak situs meghalit seperti situs watu kandang, telaga Madirda, juga Candi Sukuh, terus di Nglurah Tawangmangu, ujarnya.