Bukan Arab Saudi, Ternyata Negara Ini Produsen Kacang Arab Terbesar, Siapa?
Jemaah Umroh dan Haji asal Indonesia biasanya akan membawa oleh-oleh khas saat kembali pulang ke tanah air. Mulai dari kurma, air zam-zam, sampai kacang-kacangan almond dan chickpeas. Kudapan yang populer di berbagai negara ini, disebut masyarakat Indonesia sebagai kacang Arab.
Asal dan sejarah chickpeas sendiri enggak diketahui secara pasti. Namun yang jelas, produsen terbesar chickpeas, bukan lah Arab Saudi. Pada Januari 2022, Statista (Provider Data Pasar dan Konsumen yang berpusat di Jerman), merilis data produsen chickpeas terbesar di dunia. Negara India dan Turki menduduki peringkat teratas, diikuti oleh Pakistan, Ethiopia, dan Myanmar.
Chickpeas bisa dibudidayakan sepanjang tahun. Tanaman ini tahan kering, panas, dan tanah yang mengandung kapur. Di Turki , chickpeas disebut nohut. Biasanya diolah menjadi salad, dimasak bersama nasi dan ayam, atau dicampur daging sapi dan pasta tomat. Sementara, roasted chickpeas disebut leblebi. Beberapa wilayah utama penghasil leblebi di Turki, antara lain Corum, Serinhisar (Provinsi Denizli), dan Tavsanli (Provinsi Kutahya).
Jenis dan karakteristik chickpeas di setiap wilayah juga berbeda. Umumnya, yang diolah menjadi leblebi atau chickpeas panggang adalah jenis lokal dan Spanyol. Jenis chickpeas ini punya ukuran yang besar dengan permukaan yang halus, serta kulitnya tebal dan mudah dipisahkan. Chickpeas dengan warna kulit merah dan kuning termasuk yang banyak diolah menjadi leblebi.
Di Serinhisar, Provinsi Denizli, ada sekitar 160 perusahaan yang memproduksi leblebi. Mayoritas dari industri rumahan yang dikelola keluarga secara turun temurun. Produksi leblebi di Serinhisar berawal pada tahun 1950-an. Pernah redup di tahun 1970an, lalu bangkit lagi sampai sekarang.
Pengolahan chickpeas mentah menjadi leblebi membutuhkan waktu yang panjang. Mulai dari pengelupasan kulit, pemanggangan, sampai siap dikonsumsi, bisa memakan waktu 100 hari lebih. Mayoritas industri rumahan ini masih menerapkan metode tradisional untuk menghasilkan leblebi renyah yang beraroma harum. Mereka menyangrai di atas panci tembaga menggunakan tungku tradisional dan kayu oak atau hornbeam sebagai bahan bakarnya.
Ada lebih dari 30 varian olahan leblebi atau chickpeas panggang di Turki dengan rasa original, manis, pedas, dan asin. Olahan tersebut di antaranya ada aneka keripik, cokelat, permen, kue kering, sampai tepung leblebi. Harganya mulai dari 60-85 TL per kilogram atau sekitar Rp50-70 ribu. Leblebi yang diproduksi di Serinhisar sebagian besar diekspor ke luar negeri.
Leblebi alias chickpeas panggang mulai dikonsumsi secara luas di Istanbul, pada abad ke-17. Kala itu, leblebi jadi sajian favorit para penjaga toko penganan dan pedagang grosir di kawasan Galata. Orang Turki kemudian memperkenalkan leblebi ke Timur Tengah, Eropa, dan beberapa negara Afrika.
Artikel menarik lainnya:
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik!Lets join Z Creators dengan klik di sini .