Kisah Makam Mbah Batu, Ternyata Keturunan Sunan Kalijaga Dekat dengan Islam!
Nama Kota Batu, Jawa Timur ternyata di dalamnya terdapat sisi spiritual. Konon, terdapat garis keturunan Sunan Kalijaga penyebar agama Islam di Tanah Jawa.
Kota Batu yang memisahkan diri dari Kabupaten Malang sejak 2001 tersebut mengukuhkan namanya sejak Makam Mbah Mbatu menjadi objek wisata religi.
Makam Mbah Mbatu atau yang kini juga sering dituliskan dengan nama Mbah Batu dipercaya masyarakat setempat sebagai tempat peristirahatan salah satu keturunan Sunan Kalijaga.
Hingga saat ini, kebenaran tentang kepercayaan tersebut hanya berhenti pada keyakinan semata. Dalam sejarah yang dikoleksi oleh Perpustakaan Kota Batu, Makam Mbah Batu erat kaitannya dengan kedatangan Pangeran Rohjoyo ke Kaki Gunung Arjuno.
Kuliner di Kintamani, Mulai Cafe Tawarkan Spot foto Hingga Wisata Makanan Halal Harga Terjangkau
Pada masa Perang Diponegoro berkecamuk, ada dua pergerakan besar yang datang dari Kerajaan Mataram dan sisa-sisa peradaban Majapahit. Sebagai salah satu pengeran era pemerintahan Majapahit yang masih hidup, Pangeran Rohjoyo pun berkelana ke Selatan dari pusat pemerintahannya di Mojokerto.
Perjalanan ke Selatan ini memberhentikan Pangeran Rohjoyo di Kaki Gunung Arjuno yang kala itu masih memiliki wilayah hutan yang luas. Semenjak beragama Islam, Pangeran Rohjoyo juga dikenal sebagai salah satu penyebar ajaran-ajaran Islam ketika sedang melakukan perjalanan.
Sesampainya di Kaki Gunung Arjuno yang kala itu masih belum memiliki nama, Pangeran Rohjoyo mendapati seorang Mbah Tuwo (orang yang sudah renta) hidup sendirian dalam sebuah rumah di tengah hutan.
Sudah tidak memiliki daya untuk hidup, Mbah Tuwo yang kemudian sering juga disebut oleh Pangeran Rohjoyo sebagai Mbah Mbatu itu pun seperti sosok juru kunci dari hutan yang masih lebat. Digerakkan oleh keikhlasan, Pangeran Rohjoyo pun merawat Mbah Mbatu hingga akhir hayatnya.
Eksplorasi Keindahan Pulau Mujan dan Desa Banyu Resmi Bersama Chef Arie Andika di Dapoer Ngebul
Pertemuannya dengan Mbah Mbatu itu membuat sebuah awal dari pergerakan Pangeran Rohjoyo dalam menyebarkan Islam di wilayah hutan Kaki Gunung Arjuno. Dengan memanggil murid-muridnya yang tersebar di Mojokerto dan Pujon, mereka pun melakukan babat alas.
Hari itulah yang menjadi awal dari penamaan salah satu daerah di Kaki Gunung Arjuno yang bersebelahan dengan Malang dinamai Kota Batu. Peristiwa yang dipercaya masyarakat terjadi sejak abad ke-15 ini pun hingga kini masih memerlukan penelusuran historis yang lebih mendalam.
Terlepas dari itu, Makam Mbah Batu menjadi objek wisata religi yang membuat seseorang bisa nyaman di dalamnya. Tanpa perlu merasakan takut, tiupan angin sejuk dari Gunung Arjuno membuat siapa saja dan kapan saja beristirahat sambil berdzikir di makam tersebut.
Terlepas dari apakah Mbah Batu memang keturunan Sunan Kalijaga, masyarakat tidak mempermasalahkan kebenarannya. Dengan datangnya Pangeran Rohjoyo yang termasuk mendapat pengajaran Islam melalui trah Sunan Kalijaga, nilai itu pun dicerminkan dalam kebudayaan masyarakat Kota Batu.
Artikel menarik lainnya:
Menyambangi Trunyan Desa Unik Dibalik Keindahan Danau Batur, Segini Tarif dan Jam Operasional
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik!Lets join Z Creatorsdengan klik di sini.