Batik Keraton Jogja dan Puro Pakualaman Dipamerkan di Taman Pintar
RADAR JOGJA Taman Pintar kembali menggelar pameran batik Keraton Jogja dan Kadipaten Pakualaman di Dome Area Gedung Oval Taman Pintar, Kamis (28/10). Nantinya pameran ini akan dilaksanakan hingga 3 November mendatang. Ini merupakan pameran ketiga usai yang terakhir kali digelar pada 2019 lalu. Total ada 27 koleksi kain batik Keraton Jogjakarta dan Kadipaten Pakualaman yang dipamerkan pada gelaran ini.
Penghageng Kawedanan Nityabudaya Keraton Jogjakarta GKR Bendara menjelaskan, pihaknya menampilkan beberapa batik larangan batik Awisan Dalem. Motif-motif batik ini penggunaannya terikat dengan aturan-aturan tertentu di Keraton Jogjakarta. Tak semua orang boleh memakainya. Hal ini lantaran motif batik larangan diyakini memiliki kekuatan spiritual dan makna filsafat yang terkandung di dalamnya.
Motif pada kain batik dipercaya mampu menciptakan suasana religius serta memancarkan aura magis. Untuk itu, beberapa motif kain batik terutama yang mempunyai nilai falsafah tinggi dinyatakan sebagai batik larangan. Yang sudah familiar adalah batik Parang. Ini hadir di sini modifikasi dari motif parang tersebut. Ada penjelasannya yang besar atau yang kecil (motifnya) itu dipakai oleh siapa, katanya saat ditemui di Taman Pintar, Jumat (28/10).
GKR Bendara menambahkan, selain batik larangan ditampilkan pula batik Radyakartiyasa. Berbeda dari batik-batik lain yang didominasi warna coklat dan putih, batik ini bewarna latar hitam dengan goresan berwarna hijau.
Batik ini nantinya akan diperuntukkan bagi para edukator yang berada di Museum Keraton Jogjakarta. Bisa dilihat ada aksara jawanya, dan ini memang untuk edukator yang berada di kantor, katanya saat ditemui di Taman Pintar, Jumat (28/10).
Permaisuri Kadipaten Pakualaman Kanjeng Gusti Bendoro Raden Ayu Adipati (KGBRAy) Paku Alam X menjelaskan, pihaknya menampilkan kain batik bertema Dhaup Ageng Pakualaman: Kemilau Sang Surya Mulyarja. Ini merupakan bagian dari batik seri Asthabrata koleksi Kadipaten Pakualaman. Motif ini tercipta berdasarkan iluminasi tentang Batara Surya dalam naskah Sestradisuhul dan Sestra Ageng Adidarma.
10 Rekomendasi Dessert di Bandung, Jadi Salah Satu Tempat Terbaik Menikmati Momen Akhir Tahun
Tahun 2009 batik dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Kemudian tahun 2014 WCC (World Craft Council) menobatkan Jogja sebagai Kota Batik dunia. Untuk itu, batik harus terus diuri-uri, katanya saat ditemui di Taman Pintar, Jumat (28/10). (isa/ila)