Gua Ajanta, Warisan Buddha Tersembunyi di India yang Sudah Ada Selama 14 Abad
India terkenal dengan adat Buddha yang mereka miliki. Tapi, tak hanya soal agama, India juga punya tempat-tempat unik ikonik yang merupakan mahakarya dan bagian dari sejarah Buddha. Salah satunya seperti gua-gua Ajanta ini.
Gua Ajanta mencontohkan salah satu pencapaian terbesar dalam arsitektur potongan batu Buddha kuno.
Tradisi artistik di Ajanta menyajikan spesimen seni, arsitektur, lukisan, dan sejarah sosial-budaya, agama, dan politik masyarakat kontemporer yang penting dan langka di India.
Monumen gua Buddha pertama di Ajanta berasal dari abad ke-2 dan ke-1 SM. Selama periode Gupta (abad ke-5 dan ke-6 M), banyak gua yang didekorasi dengan lebih kaya ditambahkan ke kelompok aslinya.
Lukisan dan patung Ajanta, yang dianggap sebagai mahakarya seni religius Buddha, memiliki pengaruh artistik yang cukup besar.
Gua-gua di Ajanta digali dari tebing vertikal di atas tepi kiri sungai Waghora di perbukitan Ajanta. Jumlahnya tiga puluh, termasuk yang belum selesai, di mana lima (gua 9, 10, 19, 26 dan 29) adalah chaityagriha (tempat kudus) dan sisanya, sangharama atau vihara (biara).
Gua-gua terhubung dengan sungai oleh tangga yang dipotong batu. Kegiatan penggalian dilakukan dalam dua fase berbeda yang dipisahkan oleh interval sekitar empat abad.
Fase pertama bertepatan dengan pemerintahan dinasti Satavahana dari sekitar abad ke-2 SM hingga abad ke-1 SM, sedangkan fase kedua sesuai dengan cabang Basim dari dinasti Vakataka dengan feodatori Asmaka dan Rishika mereka pada abad ke-5 hingga ke-6 M.
Penulis: Jihan Rienita