Berkonsep Green Building, Bank BSI Bangun Gedung Operasional di Aceh
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berupay a memperkuat layanan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Aceh, salah satunya melalui pembangunan gedung landmark u ntuk operasional sekaligus menjadi penanda dukungan dan kehadiran BSI untuk meningkatkan perekonomian Aceh secara berkelanjutan.
Gedung BSI regional Office Aceh yang berkonsep green building yang hemat energi dan ramah lingkungan tersebut, nantinya akan menjadi landmark kota Serambi Mekah. Adapun peletakan batu pertama pembangunan gedung tertinggi di Aceh itu dilakukan oleh Direktur Utama BSI Hery Gunardi, Bersama Wali Nanggroe Aceh PYM Tgk Malik Mahmud Al-Haytar, Asisten Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN Muhammad Khoerur Roziqin, Asisten Administrasi dan Umum Gubernur Aceh Iskandar AP dan Direktur Utama PT PP (persero) Novel Arsyad di Banda Aceh, Selasa (6/9).
Tak hanya itu, pembangunan sekaligus salah satu implementasi komitmen BSI mendukung green economy, yang menjadi program prioritas pemerintah dalam Presidensi G20 yaitu, pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dengan membangun kota hijau dan mengendalikan perubahan iklim global.
"Sebagai pijakan awal, kami mulai pembangunan gedung BSI yang ramah lingkungan dan hemat energi ini di Banda Aceh, sekaligus bagian dari mengimplementasikan konsep environmental, social, and governance (ESG)," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi.
Gedung setinggi 46,6 meter nantinya akan dilengkapi dengan ruang terbuka hijau di lantai empat serta ditargetkan rampung pada 2024. Selain mengusung konsep green building, nantinya gedung tersebut juga dirancang mengakomodir unsur budaya dan kearifan lokal dalam desain arsitekturnya. Selain itu gedung landmark juga menyediakan media publikasi videotron yang menyatu dengan sisi luar gedung sebagai media publikasi publik pertama di Aceh.
"Pembangunan Gedung ini tidak akan meninggalkan unsur-unsur budaya dan kearifan lokal Aceh yang sering disebut sebagai Kota Serambi Mekkah. Apalagi Islam adalah agama wad\'un il?hiyyun, senantiasa sejalan dengan budaya masyarakat selama budaya tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam," pungkas Hery.