Andalan, Ikan Pedang Diekspor ke Amerika dan Korea
RADAR JOGJA Prospek bisnis dari ikan sangat cerah. Hal itulah yang dilakukan oleh warga Padukuhan Kadisoro, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul untuk mengembangkan wilayahnya sebagai pusat budidaya berbagai jenis ikan. Dengan budidaya ikan, desa tersebut bisa meraup omzet hingga ratusan juta rupiah dan kini digadang-gadang sebagai satu-satunya desa wisata berbasis edukasi perikanan di Indonesia. Dengan nama Desa Wisata Kadisoro Nyawiji Dadi Siji (Dewi Kajii).
Iwan Nurwanto, Bantul, Radar Jogja
Asri. Begitu suasana Padukuhan Kadisoro saat Radar Jogja datang, Selasa (23/8). Selain karena rindangnya pepohonan khas pedesaan wilayah tersebut juga terasa sangat syahdu. Terlebih hampir semua rumah terdengar suara gemericik air. Suaranya sendiri berasal dari aquarium. Serta kolam-kolam yang dibangun di tiap halaman rumah milik para warganya.
Padukuhan Kadisoro memang menjadi sentra budidaya ikan hias dan ikan konsumsi sejak 1994 lalu. Mayoritas masyarakat di wilayah tersebut merupakan pembudidaya berbagai jenis ikan. Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 30 jenis ikan yang dikembangkan di desa tersebut. Mulai dari jenis ikan kecil seperti molly, cupang, guppy hingga yang besar seperti ikan channa dan lainnya.
Wakil Ketua Dewi Kajii Muhammad Gema Ramadhan mengenang, masyarakat padukuhan Kadisoro memang sudah lama berkecimpung di bidang perikanan. Hal itulah yang kemudian mendasari masyarakat untuk mengukuhkan wilayahnya sebagai desa wisata ikan hias pada 2020 lalu. Di Indonesia sendiri, Dewi Kajii merupakan satu-satunya desa yang menonjolkan sebagai ikan sebagai potensi wisatanya.
Potensi di padukuhan itupun juga dilirik orang dari berbagai daerah. Gema sapaannya, mengungkapkan bahwa wisatawan dari Bali, Jepara dan beberapa daerah di Indonesia sudah datang ke Dewi Kajii. Bahkan ada pula wisatawan dari Belanda datang ke padukuhan tersebut untuk belajar tentang budidaya ikan hias.
Saat datang, pengunjung bisa belajar tentang budidaya berbagai jenis ikan karena rata-rata masyarakatnya merupakan breeder (pembudidaya). Selain itu Dewi Kajii juga merupakan desa wisata ikan hias satu-satunya di Indonesia, ujar Gema yang Ketua Pokdarwis Gilang Wicitra Gilangharjo.
Terkait dengan potensi di bidang perikanan hias sendiri, salah satu warga yang membudidayakan ikan hias Kriswanto mengaku prospek perikanan di Dewi Kajii memang cerah. Ia yang juga merupakan Ketua Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Mina Muda Sejahtera Kadisoro itu menyatakan bahwa omzet dari budidaya ikan hias di wilayahnya bisa mencapai ratusan juta rupiah per bulan.
Bahkan diketahui Padukuhan Kadisoro merupakan salah satu pemasok ikan hias untuk berbagai wilayah Jateng dan Jogjakarta. Dikatakan Kriswanto, permintaan tertinggi untuk ikan hias yang dikembangkan di Dewi Kajii adalah pada jenis ikan pedang atau swordfish. Ikan tersebut oleh warga Padukuhan Kadisoro bahkan sudah di ekspor hingga negara Korea dan Amerika. Namun untuk saat ini kami masih mengandalkan eksportir, harapan kami ke depannya bisa ekspor sendiri karena sudah ada bandara internasional di Kulonprogo, sambungnya. (pra)

