Cerita Rakyat Penunggu Sungai Kapuas di Kalimantan, Kisah Naga dan Buaya
JAKARTA, iNews.id - Cerita rakyat penunggu Sungai Kapuas ini diceritakan turun-temurun. Panjang aliran Sungai Kapuas yang mencapai 1.143 kilometer menjadikan Sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia.
Cerita rakyat ini dituliskan Entis Nur Mujiningsih dengan judul Penunggu Sungai Kapuas pada 2016.
Alkisah pada zaman dahulu terdapat kerajaan kecil di daerah Kalimantan, tepatnya Pulau Mintin bernama Kerajaan Kahayan Hilir. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana dan sangat dicintai oleh rakyatnya karena memimpin dengan adil dan bijaksana.
Raja memiliki dua putra kembar bernama Naga dan Buaya. Keduanya diharapkan bisa menjadi penerus takhta kerajaan dan melindungi rakyat bila suatu saat dia meninggal dunia.
Namun, sifat kedua anaknya yang bertolak belakang menjadikan raja ragu untuk memilih salah satu di antaranya.
Suatu ketika raja memutuskan untuk meninggalkan istana dan menyepi di suatu tempat yang jauh. Dia menyerahkan urusan kerajaan kepada kedua putranya.
Serunya Jelajah Kota Malaka: Nonton Pertunjukan Encore Malaka hingga Jalan-Jalan di Jonker Street
Naga yang memiliki watak jahat menyalahgunakan kekuasaannya dan berbuat semena-mena. Buaya yang mengetahui hal ini lantas menegur Naga dan mereka pun akhirnya berperang.
Peperangan yang dilakukan keduanya sampai ke telinga raja. Dia marah dan mengutuk kedua anaknya menjadi naga dan buaya yang sesungguhnya.
Setelah berubah wujud menjadi hewan, naga dan buaya pergi dari kerajaan dan tinggal di Sungai Kapuas sepanjang hidupnya.
Keduanya hingga kini dipercaya menjadi penunggu Sungai Kapuas.