Suku Bangsa Sumatera Selatan, Berdasarkan Hikayat Nomor 3 Bersaudara dengan Batak

Suku Bangsa Sumatera Selatan, Berdasarkan Hikayat Nomor 3 Bersaudara dengan Batak

Travel | BuddyKu | Senin, 22 Agustus 2022 - 16:17
share

PALEMBANG, iNews.id - Suku bangsa Sumatera Selatan cukup beragam. Sumatera Selatan dulunya terkenal dengan kerajaan besar yang disebut dengan Kerajaan Sriwijaya.

Sumatera Selatan sudah berkembang sejak dahulu. Berbagai suku bangsa datang dan hidup berdampingan. Setiap suku bangsa menempati wilayahnya sendiri dan hidup dengan adat istiadat tersendiri.

Dirangkum dari banyak sumber, terdapat 12 suku bangsa Sumatera Selatan yang hingga kini masih bertahan. Berikut 12 suku bangsa Sumatera Selatan :

1. Suku Semendo

Sesuai dengan namanya suku ini mendiami wilayah Kecamatan Semendo, Kabupaten Muara Enim. Konon ceritanya suku Semendo berasal dari keturunan suku Banten yang pada beberapa abad lalu merantau dari Jawa ke pulau Sumatera dan kemudian menetap dan beranak cucu di daerah Semendo.

Hampir 100 persen penduduk Semendo hidup dari hasil pertanian yang masih diolah secara tradisional. Lahan pertanian mereka pun cukup subur karena berada kurang lebih 900 meter dari atas permukaan laut.

Ada 2 komoditi utama di daerah ini yaitu kopi jenis Robusta dengan jumlah produksi yang mencapai 300 ton per tahunnya dan yang lainnya adalah padi dimana daerah ini termasuk salah satu lumbung padi untuk wilayah di Sumatera Selatan.

Suku
Suku Semendo yang sebagian besar petani dan pekebun. (Foto: ainisaid.blogspot)

Adat istiadat serta kebudayaan daerah ini pun sangat dipengaruhi oleh nafas keislaman yang sangat kuat. Mulai dari musik rebana, lagu-lagu daerah dan tari-tarian yang sangat dipengaruhi oleh budaya melayu Islam. Bahkan bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari pun menggunakan bahasa Semendo yang setiap kata pada setiap bahasa umumnya berakhiran e.

2. Suku Rawas

Suku ini terletak di wilayah aliran Sungai Rawas dan Sungai Musi bagian utara. Suku ini menempati wilayah di Kecamatan Rawas Ulu, Rawas Ilir dan Muara Rupit di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).

Selain Sungai Rawas, di daerah ini terdapat sejumlah sungai besar seperti Sungai Rupit. Suku Rawas hidup di pinggiran sungai dan menjadi petani atau pekebun.

Bahasa Rawas pun masih tergolong ke dalam rumpun Melayu sedangkan wilayah ini banyak terdapat perkebunan karet yang masih dikelola oleh masyarakat sekitar.

3. Suku Komering

Komering merupakan salah satu suku atau wilayah di Sumatera Selatan yang berada di sepanjang aliran Sungai Komering. Seperti halnya suku-suku di Sumsel, karakter suku ini adalah penjelajah sehingga penyebaran suku ini pun cukup luas hingga merambat ke provinsi Lampung.

Suku Komering pun terbagi atas dua kelompok besar yaitu Komering Ilir yang tinggal di sekitaran Kayu Agung lalu satunya adalah Komering Ulu yang tinggal di sekitaran Kota Baturaja.

Suku Komering ini pun terbagi atas beberapa marga di antaranya marga Paku Sengkunyit, marga Sosoh Buay Rayap, marga Buay Pemuka Peliung, marga Buay Madang, dan terakhir marga Semendawai. Selain itu juga wilayah budaya komering ini merupakan wilayah yang paling luas di antara suku-suku lainnya yang ada di Sumatera Selatan.

Berdasarkan hikayat masyarakat Komering sendiri, Suku Komering dan Suku Batak dikisahkan masih bersaudara. Kakak beradik yang datang dari negeri seberang di mana setelah sampai di Sumatera mereka pun berpisah, sang kakak pergi ke Selatan dan sang adik ke Utara menjadi puyang Suku Batak.

Hal ini pun terlihat dari karakter masyarakat suku Komering dan suku Batak yang dikenal memiliki tempramen yang cukup tinggi dan keras.

4. Suku Palembang

Kelompok suku ini memenuhi 40-50 persen daerah di Kota Palembang. Suku ini pun terbagi dua kelompok yaitu kelompok wong jero yang merupakan keturunan para bangsawan atau sedikit lebih rendah dari orang-orang istana kerajaan tempo dulu yang berpusat di Palembang. Selanjutnya adalah kelompok wong jabo yang merupakan rakyat biasa.

Menurut seorang ahli yang juga keturunan raja megakui bahwa suku Palembang merupakan hasil dari peleburan bangsa Arab, China, suku Jawa dan kelompok-kelompok suku yang ada di Indonesia. Suku Palembang sendiri memiliki dua ragam bahasa yaitu Baso Palembang Alus dan Baso Palembang Sari-Sari.

Pakaian
Pakaian adat Suku Palembang berupa Aesan Gede. (Foto: haloedukasi)

Suku Palembang biasanya menetap di dalam rumah yang didirikan di atas air atau dikenal dengan rumah rakit terapung, sedangkan model arsitektur rumah Palembang yang paling khas adalah rumah Limas yang kebanyakan didirikan berupa panggung di atas air yang berfungsi untuk melindungi keluarga dari banjir yang sering terjadi akibat luapan sungai Musi.

5. Suku Gumai

Suku Gumai adalah salah satu suku yang mendiami daerah di Kabupaten Lahat. Sebelum adanya Kota Lahat, Gumai merupakan satu kesatuan dari teritorial Gumai yaitu marga Gumai Lembak, marga Gumai Ulu dan marga Gumai Talang.

Setelah adanya Kota Lahat, maka Gumai menjadi terpisah. Gumai Lembak dan Gumai Ulu menjadi bagian dari Kecamatan Pulau Pinang sedangkan Gumai Talang menjadi bagian dari Kecamatan Kota Lahat.

6. Suku Lintang

Kawasan pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Selatan merupakan tempat tinggal suku Lintang yang diapit oleh suku Pasemah dan Rejang. Suku Lintang merupakan salah satu suku Melayu yang tinggal di sepanjang tepian sungai Musi di Sumatera Selatan.

Suku Melayu Lintang hidup dari bercocok tanam yang menghasilkan kopi, beras, kemiri, karet dan sayur-sayuran. Meski tinggal di tepian Sungai Musi, Namun Suku ini tidak pernah mencari nafkah di sektor perikanan, mereka bahkan lebih cenderung beternak dengan memelihara kambing, kerbau, ayam dan lain sebagainya.

Orang lintang adalah penganut agama Islam yang cukup kuat. Hal ini terlihat dari banyaknya masjid-masjid dan pesantren untuk melatih kaum mudanya.

7. Suku Kayuagung

Suku Kayu Agung berdomisili di Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan Ibukota Kayu Agung yang wilayahnya dialiri oleh Sungai Komering. Bahasanya sendiri terdiri dari atas dua dialek yaitu dialek Kayu Agung dan dialek Ogan.

Suku Kayu Agung mayoritas beragama Islam, tetapi mereka juga mempertahankan kepercayaan lama yaitu kepercayaan mengenai dunia roh. Suku Kayu Agung percaya bahwa roh -roh nenek moyang mereka dapat mengganggu manusia.

Perkawinan
Perkawinan Adat Mabang Handak pada Suku Kayuagung. (Foto: Antara)

Untuk itu, sebelum mayat dikuburkan harus dimandikan dengan bunga-bunga supaya arwah sang roh yang mati ini lupa akan jalan balik ke rumahnya. Bahkan ada juga beberapa tempat keramat yang mereka anggap sebagai tempat bersemayamnya para arwah.

8. Suku Lematang

Suku ini tinggal di daerah Lematang yang terletak di antara Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat, daerah ini juga berbatasan dengan daerah Kikim dan Enim. Suku ini juga menempati wilayah sepanjang Sungai Lematang di sekitar Kota Muara Enim dan Kota Prabumulih.

Orang Lematang pun dikenal ramah dan sangat terbuka dalam menyambut setiap pendatang yang ingin mengetahui seluk beluk dan keadaan daerah ataupun budayanya. Mereka juga memiliki rasa kebersamaan yang tinggi dan terbukti dari sikap gotong royong dan tolong menolong bukan hanya kepada masyarakat Lematang sendiri tetapi juga kepada masyarakat luar.

9. Suku Ogan

Suku Ogan terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ilir. Mereka mendiami tempat di sepanjang aliran Sungai Ogan dari Baturaja sampai ke Selapan. Orang Ogan biasanya disebut orang Pagagan, yang mana suku ini terbagi menjadi 3 sub suku yakni Pagagan Ulu, Pagagan ilir dan suku Penesak.

10. Suku Pasemah
Suku Pasemah adalah suku yang mendiami wilayah Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Lahat, Ogan Komering Ulu, dan sekitar kawasan gunung Dempo. Suku ini pun banyak merantau ke daerah-daerah di Provinsi Bengkulu.

Menurut sejarah, suku ini berasal dari keturunan Raja Darmawijaya (Majapahit) yang menyeberang ke Palembang (Pulau Perca) di mana suku ini tersebar di bukit Barisan khususnya di lereng-lereng. Pasemah sendiri diartikan berasal dari kata Basemah yang berarti berbahasa Melayu.

11. Suku Sekayu

Suku Sekayu terletak di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, yang jika diartikan Suku Sekayu merupakan Manusia Sungai dan senang mendirikan rumah-rumah yang langsung berhubungan dengan Sungai Musi.

Tidak seperti suku lainnya yang ada di Indonesia seperti suku Bugis, Minangkabau ataupun Jawa, suku Sekayu jarang berpindah-pindah ke tempat yang jauh. Keinginan untuk lebih maju dan mencari keberuntungan pun mereka lakoni hanya sampai di Ibukota Provinsi.

12. Suku Banyuasin

Suku ini terutama tinggal di Kabupaten Musi Banyuasin yaitu di Kecamatan Babat Toman, Banyu Lincir dan Banyuasin 2 dan 3. Umumnya mereka tinggal di dataran rendah yang diselingi rawa-rawa dan berada di daerah aliran sungai.

Selain itu juga, mereka pun masih percaya terhadap hal-hal takhayul, tempat keramat dan benda-benda berkekuatan gaib. Mereka juga menjalani beberapa upacara dan pantangan.