Alat Musik Tradisional Sumatera Selatan, Nomor 3 Gunakan Kulit Kambing Betina
PALEMBANG, iNews.id - Alat musik tradisional Sumatera Selatan cukup banyak dan beragam. Alat kesenian ini hidup dan bertahan bersama masyarakat di berbagai daerah di Sumatera Selatan (Sumsel).
Alat musik merupakan bagian dari seni yang menjadi bagian peradaban manusia. Alat musik dapat diartikan alat atau benda yang tidak hanya menghasilkan bunyi namun memiliki nada dan irama. Sementara tradisional, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merujuk pada hal-hal yang berkaitan erat dengan tradisi dan budaya.
Ini juga menandakan, tradisional merupakan sesuatu yang sudah ada sejak lama dan masih dipertahankan hingga saat ini. Karena itu, alat musik tradisional dapat diterjemahkan alat atau benda atau objek yang dapat menghasikan nada dan irama yang telah ada sejak lama dan terus bertahan hingga saat ini sebagai warisan budaya.
Dirangkum dari sejumlah sumber terdapat banyak alat musik tradisional Sumatera Selatan. Berikut ulasannya:
1. Kenong Basemah
Alat musik adat Sumatera Selatan yang pertama Kenong Basemah. Sesuai namanya alat musik tradisonal satu ini berasal dari Suku Basemah yang berada di wilayah Kota Pagaralam dan sekitarnya.
Bentuknya serupa dengan kenong pada umumnya yang ada di Jawa yang terbuat dari tembaga. Hanya saja Kenong Basemah relatif lebih kecil dan dalam satu set kenong terdiri dari 10 buah yang menghasilan irama yang berbeda.
Cara memainkannya cukup sederhana yakni dipukul menggunakan kayu yang ujungnya telah diberikan lapisan seperti kain. Alat musik ini dimainkan pada acara tertentu dan masuk dalam kategori musik melodis, artinya menegaskan nada.
2. Ginggong
Disebut juga dengan genggong merupakan alat musik tradisional Sumatera Selatan yang terbuat dari besi, logam maupun kayu. Cara memainkanya sama dengan alat musik harmonika yaitu ditiup dan mengubah rongga mulut untuk mengubah nada.
Alat musik tradisional ini menghasilkan suara khas dan sering digunakan petani untuk mengisi waktu luang. Umumnya Ginggong ditemukan atau dimainkan Suku Besemah Kota Pagaralam. Alat musik ini terbuat dari besi atau logam. Awalnya terbuat dari kayu, konon setelah masa penjajahan pembuatnya mengenal besik dan logam.
3. Rebana
Alat musik khas Sumatera Selatan ini disebut Rebana atau Terbangan yang berbentuk pipih membulat. Alat musik tradisional ini terus lestari hingga saat ini hampir di setiap wilayah Sumatera Selatan (Sumsel).
Alat musik Rebana ini umumnya dimainkan sekelompok perempuan di desa-desa pada acara pernikahan, Maulid Nabi dan terkadang menyambut tamu dari pemerintahan kabupaten atau provinsi. Terkadang juga dimainkan saat kampanye jelang pilkada atau pemilu.
Diketahui Rebana dibuat dari kayu yang bulat dan bagian tengahnya bolong. Kemudian pada salah satu bagiannya ditutupi kulit hewan yang telah dikeringkan. Kulit hewan yang digunakan banyak namun yang paling bagus konon kulit kambing betina. Cara memainkannya dengan cara ditepuk atau digebuk menggunakan tangan kosong.
4. Tenun
Sesuai namanya, alat musik tradisional ini ada kaitannya dengan tenun atau proses menenun kain. Alat musik tradisiona ini dahulu dimainkan para penenun yang biasanya perempuan saat istirahat menenun kain atau songket.
Tenun dibuat menggunakan kayu dengan membentuk persegi panjang bergerigi. Di bagian tengah tenun terdapat aksen segitiga. Cara memainkan alat musik ini dengan cara dipukul bagian tengahnya menggunakan pemukul yang terbuat dari kayu.
5. Kolintang
Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang terbuat dari logam yang disusun mendatar di atas kayu. Kolintang dimainkan untuk memeriahkan pesta pernikahan terutama pada saat arak-arakan pengantin, acara lainnya di pedesaan seperti khitanan dan kegiatan berkumpulnya warga.
Cara memainkan kolintang yaitu dengan dipukul menggunakan alat pukul. Kolintang pada awalnya hanya memiliki tangga nada pentatonis, namun kini sudah berembang menjadi Diatonis.
6. Burdah
Sekilas bentuknya menyerupai alat musik Rebana, namun ukuran Burdah lebih besar. Burdah merupakat alat musik tradisional Sumatera Selatan yang beradal dari Ogan Komering Ulu (OKU), sehingga terkadang disebut Gendang OKU.
Bahan dasar dan cara memainkannya sama saja dengan Rebana dan masih digunakan hingga saat ini pada acara pernikahan dan mengiringi pengajian yang disebut berjanji dan juga lagu-lagu religi.
7. Gambus
Alat musik ini awal kemunculannya dibawa oleh warga keturunan Indonesia-Arab yang mengalami akulturasi dengan budaya Indonesia dan berjaya pada tahun 1940 an. Gambus tidak hanya ada di Palembang namun juga berkembang di sejumlah daerah lain seperti Jambi, Aceh, Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Barat.
Gambus dari Palembang terbuat dari kayu dengan dawai berjumlah enam buah. Gambus dimainkan dengan cara dipetik saat mengiringi musik-musik bernuansa Islam.
8. Akordeon
Alat musik tradisional Sumatera Selatan berikutnya mirip seperti piano karena memiliki tuts hitam dan putih. Alat musik ini sebenarnya adalah hasil penyatuan dari budaya luar negeri.
Memiliki kemiripan dengan piano, namun ukurannya berbeda yakni lebih kecil. Begitu pun cara memainkan, akordeon digantungkan di leher dan pemainnya sambil berjoget mengikuti irama.
Untuk membunyikan akordeon yaitu dengan cara satu tangan berfungsi untuk mengatur nada dan satu tangan yang lain berfungsi untuk mengatur alunan suara. Ada beberapa jenis akordeon di antaranya akordeon berwarna, concertinas, diatonis dan akordeon piano.
9. Biola
Biola yang kamu tau mungkin biola yang berasal dari benua Eropa. Namun Sumatera Selatan ternyata juga memiliki biolanya sendiri. Biola Sumatera Selatan terbuat dari kayu dengan empat senar dan busur.
Cara meianiannya busur digesekkan ke senar sehingga menghasilkan bunyi. Selain itu biola ini juga dihiasi dengan ukiran-ukiran khas Sumatera. Alat musik gesek ini sering digunakan untuk mengiringi lagu-lagu daerah Sumatera Selatan.