Candi Borobudur Punya Ribuan Panel Relief, Ternyata Ini Maknanya
WACANA kenaikan harga tiket ke atas Candi Borobudur yang mencuat dari pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan sontak jadi perbincangan banyak kalangan.
Terang saja, harga tiket naik ke Candi Borobudur yang semula hanya berkisar mulai dari Rp25.000 hingga Rp50.000, tiba-tiba meroket hingga Rp750.000.
Harga tersebut diperuntukkan bagi turis domestik. Sementara turis dari luar negeri dipatok harga jauh lebih tinggi yakni USD100 atau sekitar Rp1,45 juta.
Namun, di balik polemik harga tiket yang dirasa cukup mengagetkan, ada keindahan Candi Borobudur yang sebenarnya sayang jika dilewatkan.
Mulai dari struktur bangunan sampai relief di setiap sudut tak pernah gagal memikat hati turis. Berikut ulasan singkatnya sebagaimana dirangkum MNC Portal dari berbagai sumber.
Makna struktur dan relief Candi Borobudur
Candi Borobudur dibangun oleh Dinasti Syailendra pada abad ke 8 hingga 9, atau sekitar 800 tahun sebelum masehi. Proses pembangunannya pun membutuhkan waktu sampai ratusan tahun.
Pada tahun 825, pembangunan candi yang terletak di Magelang, Jawa tengah itu baru selesai di zaman kekuasaan Raja Samaratungga. Hingga kini, Candi Borobudur masih berdiri kokoh dan tetap menjadi pusat perhatian turis dari penjuru Indonesia maupun dunia.
Permukaan Candi Borobudur dipenuhi pula oleh ribuan relief yang mencapai 2.672 panel naratif dan dekoratif serta 504 arca Buddha. Untuk diketahui, Relief sendiri merupakan seni pahat dan ukiran 3 dimensi yang umumnya dibuat di permukaan batu.
Lantas adakah makna di balik ribuan relief tersebut? Tentu saja, semua relief menyimpan arti mendalam.
Seperti misalnya relief saja di bagian dasar dinding mengisahkan Karmawibhangga. Ini menggambarkan kehidupan, perilaku, dan lingkungan manusia.