Jualan di Gang, Rasanya Enggak Kalah dengan Bebek Sinjay dan Bebek Pak Slamet
Bebek Sinjay dan Bebek Pak Slamet adalah sajian kuliner yang enggak usah diragukan lagi kelezatannya. Namun siapa sangka di Kabupaten Ponorogo, ada kuliner Bebek Goreng Genem Esemu yang katanya memiliki rasa enggak kalah dengan kedua bebek legendaris tersebut.
Walaupun berada di sebuah gang, jangan salah rumah makan Bebek Goreng Genem Esemu selalu dipadati pembeli. Terlebih saat makan siang.Lokasinya berada di Desa Patik, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Dari pusat Kota Ponorogo dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai lokasi. Jalannya naik turun karena berada di atas dataran tinggi. Tapi terbayar rasa lelahnya menempuh perjalanan panjang ketika menyantap bebek ini.Bebek Goreng Genem Esemu dihidangkan dengan taburan rempah di atasnya.
Daging bebek juga sangat empuk dan mudah dimakan. Para pengunjung menjulukinya senggol protol yang artinya disentuh langsung lepas tulangnya. Menariknya, rumah makan bebek ini buka saat pandemi Covid-19.
Berkah Covid-19, kalau boleh saya bilang. Saya bisa bertahan hidup dengan berbisnis kuliner bebek goreng ini, ujar Endah Cahya Ningrum, pemilik rumah makan Bebek Goreng Genem Esemu kepada Pramita Kusumaningrum, Tim IDZ Creators, Kamis (2/6/2022).
Awalnya bisnis Endah bukan berjualan bebek yang sudah diolah, melainan sebagai peternak bebek, pengepul bebek dan telurnya serta memproduksi pakan bebek. Bisnis itu dijalani sejak 2013.
Saat pandemi Covid-19 melanda pada 2020 bisnis terpukul. Dimana saat itu telur yang disetor ke Jakarta tidak ada yang membayar. Ia juga kesulitan memasarkan bebek lantaran penerapan PPKM.
Baca Juga:Geliatkan Wisata di Karanganyar, Diskominfo Ajak Wartawan Belajar Pariwisata di Pulau Bali
Biasanya kami setor (bebek) ke Solo. Waktu itu juga Solo lockdown. Jadi langsung begitu cobaannya. Bagaimana caranya bisa mengeluarkan 3.000 bebek. Jika tidak dijual jelas rugi karena juga memberi makan, jelasnya.
Dari kejadian itu, Endah dan suami mencoba untuk menjual bebek yang sudah diolah. Dia memasak sesuai resep yang biasa dilakukan untuk keluarganya. Awalnya, ia hanya berjualan 3 bebek goreng saja.
Kepentingannya hanya untuk foto dan kemudian diunggah di berbagai media sosial. Usahanya membuahkan hasil, karena dilirik oleh istri Bupati Ponorogo yang menjabat saat itu. Bebek Goreng Genem Esemu semakin terkenal.
Ada yang bilang seperti Bebek Sinjay, Bebek Pak Slamet. Saya saja tidak pernah makan itu. Ini murni resep saya sendiri, terangnya.
Dia pun tidak berpikiran membuka rumah makan. Hanya saja setelah mulai terkenal, ada yang datang kemudian ingin makan di tempat.Padahal, mereka datang di rumah Endah yang juga masih dalam proses pembangunan. Belum ada pintu maupun jendela, tetapi mereka tetap mau makan di tempat.
Orang datang pasti foto-foto lalu disebar ke media sosial. Ya akhirnya, terlanjur buka rumah makan sekalian saja. Ya itu tadi berkah Covid-19, tambahnya.
Dia pun senang, karena bisa melewati pukulan akibat Covid-19. Tetapi juga bisa membuka lowongan pekerjaan bagi warga sekitar.Jika dulu, bebek yang tidak berproduksi telur dijual ke luar kota. Kini sudah langsung diolah oleh Endah sendiri.
Menurutnya, sehari dia bisa memotong hingga 80 bebek. Jika akhir pekan atau libur nasional bisa sampai 150 bebek terjual. Omzetnya sehari rata-rata Rp5 juta.
Kalau sebulan tinggal dikalikan saja. Yang jelas warga juga terbantu dengan adanya rumah makan ini, pungkasnya.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Lets join IDZ Creators dengan klik di sini .