Pernah Lihat Pawai Ogoh-ogoh di Bali? Ini Loh Makna di Balik Tradisi Itu!
Sudah dua tahun pandemi melanda, berdampak besar bagi geliat dunia pariwisata. Khususnya Bali, yang sangat bergantung pada turis-turis mancanegara.Enggak hanya aktivitas pariwisata yang lumpuh total, tetapi juga kegiatan keagamaan dan budaya yang juga terdampak.
Melonjaknya kasus Covid-19 di Bali ini membuat pawai ogoh-ogoh yang sudah dua tahun enggak digelar. Namun, tahun 2022 ini ada sedikit harapan sebab Gubernur Bali, Wayan Koster mengizinkan pawai ogoh-ogoh.
Pemberian izin bersebut dilakukan setelah Gubernur Bali menerima aspirasi dari Pasikian Yowana Desa Adat dan Seniman. Nama pawai ogoh-ogoh juga diganti menjadi Nyomya.Tentunya prosesi Nyomyaini berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Prosesi Nyomya hanya diikuti paling banyak 25 orang yang sudah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dua kali dan sudah melakukan swab antigen.Selain itu Gubernur Koster juga menyiapkan hadiah hampir Rp1,9 miliar untuk tiga ogoh-ogoh terbaik.
Lalu, apa sih pawai ogoh-ogoh itu? Ogoh-ogoh sendiri merupakan gambaran daribhuta kala, atau energi negatif yang ada dalam diri manusia. Jika dilihat dari akar katanya, ogoh-ogoh berasal dari bahasa Bali, yakni ogah-ogah yang berarti digoyang-goyangkan.
Untuk menyambut Hari Raya Nyepi, biasanya dilakukan pembersihan diri, berbagai figurbhuta kalaatau raksasa dan makhluk berenergi negatif tersebut kemudian diarak dan dihancurkan, baik dengan membakarnya atau menghanyutkan ke laut.
Kebanyakan ogoh-ogoh diwujudkan dalam bentuk raksasa, iblis, atau bentuk menyeramkan yang lain, guna menjadi perwujudan energi negatif yang ada di dalam diri manusia.
Ogoh-ogoh, dalam konteks Hari Raya Nyepi, menjadi lambang dari sifat dan energi buruk tersebut. Sebagai wujud peleburan dan menghilangkan sifat dan energi buruk inilah kemudian figur ogoh-ogoh dibakar dan dimusnahkan.
Sederhananya, tujuan utama dari pembuatan dan pemusnahan ogoh-ogoh ini adalah sebagai perlambang pembersihan energi dan sifat negatif manusia, untuk menyambut tahun baru Saka dengan menjadi manusia yang lebih baik.
Sementara itupawai Nyomya dilakukan di banjar masing-masing pada malam pengrupukan yang jatuh pada Selasa (1/3/2022). Prosesi Nyomya digelar dalam rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 yang jatuh pada Rabu (2/3/2022) mendatang.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Lets join IDZ Creators dengan klik di sini