Apa itu Conclave dan Kapan Pengganti Paus Fransiskus Dipilih?
JAKARTA, iNews.id - Apa itu conclave? Pertanyaan ini ramai disampaikan terkait wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma. Paus mengembuskan napas terakhir pada Senin (21/4/2025) pukul 07.35 waktu Vatikan.
Setelah pemakaman Paus Fransiskus pada Sabtu (26/4/2025), akan digelar masa berkabung 9 hari, dilanjutkan dengan prosesi pemilihan Paus yang baru atau dikenal dengan conclave.
Apa itu Conclave?
Dewan Kardinal terjun langsung dalam tugas yang terkenal sangat rahasia ini untuk memilih pemimpin Gereja Katolik berikutnya.
Conclave jarang terjadi karena hanya berlangsung saat Paus meninggal atau mengundurkan diri. Istilah ini juga sempat menjadi tren tahun lalu setelah menjadi nama judul film.
Pertemuan rahasia untuk memilih Paus yang baru diikuti oleh para kardinal dari seluruh dunia. Saat ini mereka menuju Roma untuk mengikuti pemakaman Paus dan setelah itu conclave.
Kathleen Sprows Cummings, pengamat mengenai Paus Fransiskus yang juga profesor Studi dan Sejarah Amerika di Universitas Notre Dame, menjelaskan conclave berasal dari bahasa latin yang artinya "di bawah kunci dan gembok".
"Jadi, proses conclave bersifat rahasia," kata Cummings, dikutip dari PEOPLE.
Dia menambahkan, meski rahasia, kebocoran bisa saja terjadi, mengutip conclave terakhir saat memilih Paus Fransiskus pada 2013.
Conclave biasanya dimulai 15 hingga 20 hari setelah wafatnya seorang paus dan setelah Dewan Kardinal bersidang di Roma. Pertemuan kardinal sebenarnya tidak berakhir sampai Paus berikutnya dipilih.
Proses conclave didahului oleh kongregasi umum. Seluruh kardinal, bukan hanya yang memenuhi syarat untuk memilih, berkumpul untuk membahas apa permintaan gereja terhadap Paus yang baru.
Setelah itu, para kardinal, saat ini jumlahnya 135 orang, memberikan suara di Kapel Sistina.
"Mereka akan diasingkan di sana hingga terpilih seorang Paus," ujarnya.
Setelah itu ada misa dipimpin oleh pemimpin Dewan Kardinal yang saat ini dijabat Giovanni Battista Re (91) asal Italia. Karena alasan usia, yakni di atas 80 tahun, Giovanni tidak bisa memberikan suara untuk memilih Paus yang baru.
Pemungutan suara pertama umumnya berlangsung pada malam pertama. Pada saat itu biasanya banyak kardinal memperoleh dukungan.
Para kardinal, kata Cummings, terus memberikan suara hingga ada kandidat yang mencapai mayoritas dukungan yakni dua per tiga.
Berkaca dari pemilihan Paus Fransiskus pada 2013, dia terpilih pada pemungutan suara kelima, sehari setelah conclave dimulai.
Setiap pemungutan suara akan diakhiri dengan keluarnya asap dari cerobong. Jika warna asap hitam, berarti belum ada Paus yang terpilih.
Sebaliknya, asap putih menandakan berakhirnya conclave atau telah terpilihnya seorang Paus. Hasil itu akan disusul dengan pengumuman resmi "habemus papam" atau "Kita memiliki seorang paus."









