Keren! 34 Model Disabilitas Melenggang di Ajang Fashion Show Bertajuk Harmoni Inklusif
KETERBATASAN fisik tak membuat seseorang harus mengurungkan cita-citanya. Hal ini dibuktikan dalam ajang yang bertajuk Harmoni Inklusif, sebuah acara yang menjadi wadah bagi para disabilitas untuk menunjukkan bakatnya di dunia modeling dan melenggang di panggung fashion show. Ajang ini memberikan ruang dan apresiasi bagi para disabilitas untuk terus berkarya, membuktikan bahwa keberagaman adalah kekuatan.
Fashion show disabilitas pertama di Indonesia yang digagas Layak Schoolini menampilkan talenta-talenta disabilitas yang menunjukan bakat mereka karena para disabilitas merasa semua berhak untuk diberikan kesempatan yang sama.
Melihat rendahnya jumlah pekerja dari disabilitas yang dirilis oleh Kemenaker tahun 2022, Layak School tergerak untuk untuk menggali bakat para disabilitas. Tercatat dari 22,9 juta penduduk penyandang disabilitas hanya 720.748 saja penyandang disabilitas yang bekerja.
Kami melihat jumlah pekerja disabilitas yang rendah dan tingkat pendidikan mereka juga masih sangat rendah. Namun, kami percaya bahwa mereka adalah individu yang memiliki 1001 bakat. Oleh karena itulah Layak school hadir untuk menggali bakat-bakat terpendam yang mereka miliki dari semua kategori disabilitas, ungkap CEO dan Founder Layak School,Karina Aprilla, saat ditemui Senayan Park, baru-baru ini.
Kami sangat terinspirasi untuk indonesia bisa seperti brand-brand di luar negeri yang sudah inklusif dengan menggunakan model-model disabilitas di beberapa kesempatan. Kami juga melihat langsung potensi bakat modeling yang dimiliki teman-teman disabilitas saat kami bertemu langsung. Hingga tercetuslah sekolah modeling khusus disabilitas pertama di Indonesia, imbuh Karina.
Karina juga menjelaskan bahwa di Indonesia sendiri masih sangat jarang brand yang menggunakan disabilitas sebagai modelnya. Padahal mereka juga tidak kalah menarik dan cantik ketika bisa mengasahnya.
Di luar negeri sudah sangat banyak model-model yang menggunakan model disabilitas. Tetapi sayangnya di Indonesia sendiri justru berlomba-lomba menggunakan model bule, yang mana tidak salah juga, itu hak semua orang. Namun akan lebih baik jika kita bisa memberikan kesempatan yang sama juga untuk teman-teman disabilitas, tambahPresident of Harmoni Inklusif itu.
Sebanyak 34 model disabilitas meliputi down syndrome, autisme, teman tuli, dan daksa, merupakan talenta lulusan program Layak School yang pertama kali diadakan dan bertajuk kelas modeling. Setiap model mengikuti berbagai kegiatan kelas seperti kelas photoshoot, kelas catwalk, kelas makeup, dan kelas product photoshoot, selama 4 bulan bekerjasama dengan Sunyi Academy.
Para model disabilitas pun tampil maksimal dengan rancangan busana karya 3 desainer kebanggaan Tanah Air. Mereka adalah Wilsen Willim, Yosafat Dwi Kurniawan dan Sahadya
Mendapatkan kesempatan yang sama seperti yang lainnya membuat para model disabilitas pun semakin percaya diri untuk terus bermimpi dalam menjalankan karier terutama di dunia modeling kedepannya.
Saya sangat senang bisa mengikuti fashion show ini. Para penyandang disabilitas merasa lebih percaya diri, tidak malu dan berani untuk terus bermimpi menjadi seorang model. Semoga teman-teman disabilitas yang lain lebih semangat lagi. Jangan pernah katakan tidak bisa. Mari kita tunjukkan ke dunia dan semua orang bahwa kita mampu meraih cita-cita kita. Mari kita wujudkan impian kita jadi kenyataan, ungkap salah satu perwakilan model disabilitas.