Melawan Tarif Trump Bakal Membuat China Jatuh Makin Jauh ke Dalam Utang

Melawan Tarif Trump Bakal Membuat China Jatuh Makin Jauh ke Dalam Utang

Terkini | sindonews | Jum'at, 13 Desember 2024 - 08:20
share

Pejabat China memberikan sinyal siap mengucurkan stimulus lebih deras dan apapun yang diperlukan untuk melawan dampak tarif perdagangan AS. Setelah menggelar pertemuan, para pejabat China mengutarakan, kebijakan moneter bakal lebih longgar dengan tuas fiskal yang 'lebih proaktif'.

Diketahui sikap hati-hati menjadi dasar bank sentral selama 14 tahun terakhir, saat utang secara keseluruhan -termasuk pemerintah, rumah tangga dan perusahaan- melonjak lebih dari 5 kali lipat. Produk domestik bruto (PDB) tumbuh kira-kira tiga kali lipat selama periode yang sama.

Pesan bahwa China bersedia masuk jauh ke dalam utang, dengan memprioritaskan setidaknya dalam waktu dekat terhadap pertumbuhan daripada risiko keuangan.

"Dari bijaksana menjadi cukup longgar adalah perubahan besar," kata Shuang Ding, kepala ekonom untuk China Raya dan Asia Utara di Standard Chartered.

"Hal ini menyisakan banyak ruang untuk imajinasi," sambungnya.

Profesor ekonomi terapan di Universitas Peking, Tang Yao mengatakan, pengaturan ulang kebijakan ini diperlukan, karena pertumbuhan yang lebih lambat akan membuat utang semakin sulit untuk ditangani.

"Mereka pada umumnya telah berdamai dengan fakta bahwa rasio utang terhadap PDB akan meningkat lebih jauh," kata Christopher Beddor, Wakil Direktur Riset China di Gavekal Dragonomics.

Ia juga menambahkan bahwa ini bukan lagi "kendala yang mengikat."

Tidak jelas berapa banyak pelonggaran moneter yang dapat diterapkan bank sentral dan berapa banyak lagi utang yang dapat dikeluarkan kementerian keuangan tahun depan. Tetapi para analis mengatakan, hal itu menguntungkan Beijing.

Presiden terpilih AS Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari, setelah mengancam menerapkan tarif lebih dari 60 pada impor barang-barang asal China.

"Mereka bersedia melakukan 'apa pun yang diperlukan' untuk mencapai target PDB," kata Larry Hu, kepala ekonom China di Macquarie.

"Tapi mereka akan melakukannya dengan cara yang reaktif. Berapa banyak yang akan mereka lakukan pada tahun 2025 akan tergantung pada dua hal: target PDB mereka dan tarif AS yang baru," kata Hu.

Pertumbuhan tahun depan 2025, defisit anggaran, dan target lainnya akan dibahas - tetapi tidak diumumkan - dalam beberapa hari mendatang pada pertemuan tahunan para pemimpin Partai Komunis, yang dikenal sebagai Konferensi Kerja Ekonomi Pusat (CEWC).

Tugas Utama China

Morgan Stanley juga menerangkan, bahwa meningkatkan konsumsi akan menjadi 'tugas utama No.1 untuk tahun 2025,' meski memperingatkan bahwa "implementasi masih belum pasti."

China telah mengeluarkan pernyataan untuk meningkatkan konsumsi sepanjang tahun, tetapi menawarkan sedikit dalam hal kebijakan selain dari skema subsidi pembelian mobil, peralatan dan beberapa barang lainnya.

Apa lagi yang siap dilakukan Beijing untuk meningkatkan konsumsi belum diketahui secara pasti. Tetapi langkah-langkah yang fokus pada permintaan adalah kunci untuk meningkatkan efektivitas pelonggaran kebijakan moneter dalam ekonomi yang selama beberapa dekade telah menempatkan produksi sebagai intinya.

"Pelonggaran moneter di China jauh lebih kuat daripada sebelumnya," kata Julian Evans-Pritchard, seorang analis di Capital Economics.

"Sekarang terbatas di antara rumah tangga dan sebagian besar sektor swasta untuk mengambil lebih banyak utang, bahkan dengan tingkat yang lebih rendah."

Topik Menarik