Pandangan Islam soal Pedagang, Jadi Profesi yang Mulia

Pandangan Islam soal Pedagang, Jadi Profesi yang Mulia

Terkini | okezone | Kamis, 5 Desember 2024 - 12:54
share

JAKARTA - Umat Islam senantiasa diajarkan untuk selalu bersikap santun dan beradab kepada siapapun tanpa memandang pekerjaannya. Hal ini menunjukkan keimanan kepada Allah SWT. Umat Islam juga dilarang merendahkan seseorang berdasarkan profesi atau pekerjaannya.

Melansir laman NU, Kamis (5/12/2024), dalam kitab Fathul Muin (hlm. 309), Syekh Zainuddin al-Malibari menerangkan, ulama berselisih pendapat mengenai profesi yang lebih utama antara petani, pedagang, atau pekerja kerajinan. Beliau mengatakan: (فائدة) أفضل المكاسب الزراعة، ثم الصناعة، ثم التجارة قال جمع: هي أفضلها

Artinya, “(Faedah) Paling utamanya usaha adalah pertanian, kemudian industri, dan kemudian perdagangan. Sebagian orang berpendapat bahwa perdagangan adalah yang terbaik.”

Menurut sebagian ulama, profesi yang terbaik adalah perdagangan karena banyak sahabat Nabi yang memilih profesi ini dan memperoleh penghidupan dari hasil dagangannya.

Terlepas dari pandangan mengenai profesi, berinteraksi dengan para pedagang, seperti halnya dengan siapa pun, harus tetap mengedepankan adab dan etika. Salah satu bentuk adab tersebut adalah mendoakan agar para pedagang senantiasa jujur dalam berdagang dan mendapatkan berkah dalam setiap transaksi yang mereka lakukan.

Jalaluddin as-Suyuti dalam Al-Khashaish al-Kubra Jilid II (Beirut, Darul Kutub al-Ilmiyyah: 288) menyebutkan, Nabi Muhammad SAW memberikan contoh interaksi yang baik dengan para pedagang. Beliau sering mendoakan para sahabat yang berprofesi sebagai pedagang.

Salah satu contohnya, seperti yang diriwayatkan al-Baihaqi dari Urwah al-Barqi, ketika Nabi mendoakan Urwah yang hendak berdagang, sehingga setiap transaksi, bahkan jika ia berdagang tanah, selalu mendatangkan keberuntungan dan keberkahan.

Imam as-Suyuti juga mencatat kisah dari jalur al-Baihaqi yang menyebutkan, Nabi SAW melewati Abdullah bin Ja'far yang sedang berdagang. Nabi pun berhenti untuk berinteraksi dengannya dengan penuh etika dan kesopanan seperti umumnya.

Momen tersebut menunjukkan, sahabat yang berdagang dengan cara yang baik dan benar mendapat perhatian khusus dari Nabi. Nabi juga mendoakan Abdullah bin Ja'far: اللَّهُمَّ بَارك لَهُ فِي تِجَارَته Artinya, “Ya Allah, berkahilah ia dalam perdagangannya.” (hlm. 288).

Topik Menarik