Strategi Atasi Jebakan Penjualan 1 Juta Mobil, Tebar Insentif hingga Kembangkan LCGC

Strategi Atasi Jebakan Penjualan 1 Juta Mobil, Tebar Insentif hingga Kembangkan LCGC

Terkini | okezone | Kamis, 5 Desember 2024 - 12:33
share

JAKARTA - Dalam satu dekade terakhir, penjualan mobil nasional mentok di sekitar angka 1 juta unit. Jebakan penjualan 1 juta unit atau one million trap ini masih menjadi tantangan nasional. Bahkan tahun ini penjualan mobil malah diprediksi tak sampai angka 1 juta. 

Terkait hal ini, Asisten Deputi Pengembangan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian, Ekko Harjanto menyampaikan ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi tantangan one million trap ini. Strategi tersebut antara lain relaksasi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

"Pemerintah memberikan relaksasi PPnBM untuk kendaraan tertentu, terutama yang ramah lingkungan seperti Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) dan Battery Electric Vehicle (BEV)," kata Ekko dalam diskusi di Jakarta, Rabu (5/12/2024). 

Ia menyebutkan, langkah ini diharapkan dapat menurunkan harga jual kendaraan sehingga lebih terjangkau bagi konsumen.

Selain itu, Ekko menambahkan sejumlah insentif juga telah diberikan pemerintah. 

"Pemerintah juga saat ini telah memberikan berbagai insentif untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), agar mendorong penjualan kendaraan nasional, seperti PPnBM, Bea Masuk 0 persen untuk mobil impor dengan komitmen perakitan lokal, dan Tax Allowance," ujarnya. 

Menurut Ekko, pemerintah perlu mendorong pengembangan kendaraan hemat energi dan harga terjangkau (low cost green car/LCGC) untuk memenuhi kebutuhan segmen menengah ke bawah. LCGC diharapkan dapat memperluas basis konsumen kendaraan bermotor di Indonesia.

Di sisi lain, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara menyebutkan, setiap produsen kendaraan perlu memperluas portofolio produk. Hal ini mencakup kendaraan listrik, hybrid, dan biofuel, serta varian kendaraan yang lebih terjangkau.

"Tidak hanya itu, produsen juga didorong memproduksi kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan pasar di luar Jawa, di mana pertumbuhan permintaan terus meningkat," ujar Kukuh.

Berdasarkan tren terbaru menunjukkan pergeseran permintaan kendaraan dari Jawa-Bali ke wilayah luar Jawa. Pangsa pasar luar Jawa meningkat dari 38 pada 2019 menjadi 62 pada 2024. Ini memberikan peluang besar bagi produsen untuk memperluas distribusi dan penetrasi di daerah-daerah yang sebelumnya kurang terlayani.

Pemerintah juga dinilai perlu mengintensifkan kampanye bangga buatan Indonesia untuk meningkatkan preferensi masyarakat terhadap kendaraan buatan dalam negeri. Program ini bertujuan meningkatkan volume penjualan kendaraan domestik, terutama di segmen menengah dan entry level.

 

Sementara itu, Kementerian Perindustrian, menyampaikan sepanjang Januari hingga Oktober 2024, produksi kendaraan roda empat di Indonesia mencapai 996 ribu unit, dengan penjualan domestik sebesar 710 ribu unit dan ekspor mencapai 390 ribu unit.

Ketua Tim Kerja Industri Alat Transportasi Darat Non Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian), Andi Oscar La Galigo mengungkapkan, meskipun rasio kepemilikan kendaraan masih rendah, pasar Indonesia terus berkembang pesat.

"Kondisi Indonesia itu di ASEAN memiliki market share sebesar 30 persen di mana penjualan itu sebanyak satu juta unit dengan populasi ASEAN sebesar 666 juta orang dan Indonesia 280 juta orang. Kami melihat bahwa saat ini Indonesia dari sisi pasar itu sangat berpotensi besar sekali," ujarnya.

Hal senada diungkapkan ekonom senior  Cyrillus Harinowo. Ia menyampaikan, industri otomotif masih mengalami pertumbuhan yang sangat cerah meski mengalami stagnasi penjualan kendaraan satu juta unit.

"Indonesia itu dibandingkan dengan negara-negara G20, mengalami pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi dibandingkan India dan Singapore. Jadi, kalau kita lihat industri otomotif ini memiliki pertumbuhan yang masih very bright apalagi dengan adanya energi hijau, seperti keberadaan kendaraan listrik," tutur Cyrillus.
 

Topik Menarik