Strategi PKBM Kota Semarang dalam Menekan Anak Tidak Sekolah

Strategi PKBM Kota Semarang dalam Menekan Anak Tidak Sekolah

Terkini | semarang.inews.id | Kamis, 5 Desember 2024 - 10:10
share

SEMARANG, iNewsSemarang.id Masalah Anak Tidak Sekolah (ATS) terus menjadi perhatian serius di Kota Semarang. Guna menanggulangi tantangan ini, Forum Komunikasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (FK PKBM) Kota Semarang mengambil berbagai langkah strategis yang inovatif dan berkelanjutan.

Plt Ketua FK PKBM Kota Semarang, Daryat, menjelaskan bahwa ATS adalah salah satu isu yang tidak hanya berdampak pada pendidikan, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat.

Ia menegaskan pentingnya sinergi antara PKBM dengan pemerintah, khususnya Dinas Pendidikan Kota Semarang.

"Lembaga pendidikan nonformal seperti PKBM memiliki peran strategis dalam mendukung program pemerintah untuk mengentaskan ATS. Kami berkomitmen menjadikan PKBM sebagai wadah yang memberikan pendidikan setara dan peluang melanjutkan ke jenjang formal," ujar Daryat usai acara pertemuan rutin dengan Pengurus PKBM se-Kota Semarang di SDN Rejosari 02, Kecamatan Semarang Timur, Rabu (4/12/2024) sore.

Ia juga menyoroti pentingnya dukungan orang tua sebagai motivator utama. Menurutnya, peran orang tua sangat krusial untuk keberlangsungan proses belajar anak.

"Meski pendidikan nonformal, legalitas PKBM telah diakui dan mampu menjadi pijakan untuk melanjutkan pendidikan formal," tambahnya.

Di tahun 2025, FK PKBM Kota Semarang mengumumkan sejumlah program unggulan untuk mempercepat penurunan angka ATS, diantaranya, penguatan pengelolaan PKBM, yakni dengan meningkatkan kualitas manajemen agar lebih profesional.

Kemudian penguatan kapasitas Tutor, salah satunya dengan memberikan pelatihan kepada tutor agar mampu mengajar dengan metode inovatif.

Yang ketiga adalah kolaborasi dengan Dinas Pendidikan, yaitu memperkuat koordinasi untuk memaksimalkan program pendidikan kesetaraan.

Selain memberikan pendidikan akademik, PKBM juga membekali peserta didiknya dengan keterampilan kerja yang relevan.

"Kami ingin memastikan anak-anak di PKBM memiliki skill yang bermanfaat untuk masa depan mereka," jelas Daryat.

FK PKBM optimis target penurunan angka ATS di Kota Semarang dapat tercapai melalui kerja sama dengan berbagai pihak.

Data terkini mencatat sekitar 300 anak tidak sekolah pada 2024, namun setelah diverifikasi, sebagian besar telah kembali ke sekolah.

Menariknya, pendidikan kesetaraan yang ditawarkan PKBM kini mampu membuka peluang luar biasa bagi para peserta didik, termasuk melanjutkan studi ke luar negeri jika memiliki kompetensi yang memadai.

"Harapannya, pendidikan kesetaraan memiliki hak yang sama seperti sekolah formal, sehingga tidak ada lagi anak yang putus sekolah dan kehilangan kesempatan untuk meraih masa depan," pungkas Daryat.

Topik Menarik