Suriah Memanas! Pasukan Pemberontak Berusaha Kuasai Aleppo, AS Bantah Terlibat
DAMASKUS, iNews.id - Kelompok pemberontak melawan pasukan pemerintah di Aleppo sejak beberapa hari terakhir. Kota tersebut telah direbut oleh pasukan pemerintah Bashar Al Assad yang dibantu Rusia dan Iran sejak beberapa tahun lalu.
Setidaknya empat orang tewas setelah kelompok pemberontak melancarkan serangan di Aleppo untuk pertama kali dalam beberapa tahun.
Pasukan pemberontak melancarkan serangan darat mulai Jumat (29/11/2024) dengan terlebih dulu meledakkan dua bom. Namun serangan secara sporadis terhadap posisi pasukan pemerintah sudah dimulai sebelumnya. Mereka terlibat pertempuran jarak dekat dengan pasukan pemerintah di bagian barat kota.
Kelompok bersenjata bahkan telah memasuki pusat Kota Aleppo.
Meski demikian tentara Suriah mengklaim mereka berhasil menangkis serangan besar-besaran terhadap kota itu.
"Pasukan kami terus menangkis serangan besar-besaran kelompok teroris bersenjata. Kami berhasil merebut kembali kendali atas posisi-posisi tertentu," bunyi pernyataan militer Suriah.
Sebelumnya, empat warga sipil termasuk dua mahasiswa tewas begitu kelompok pemberontak menembaki sebuah gedung yang menampung mahasiswa.
Pemberontak yang dipimpin kelompok bersenjata Hay'at Tahir Al Sham (HTS) mulai melancarkan serangan pertama pada Rabu (27/11/2024). Mereka merebut belasan kota dan desa di Aleppo.
Serangan itu adalah pertempuran paling intens di Suriah sejak 2020, saat pasukan pemerintah merebut daerah yang sebelumnya dikuasai oleh pejuang.
Jet-jet tempur Rusia dan Suriah mengebom daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut Suriah, dekat dengan perbatasan Turki pada Kamis. Tujuannya untuk memukul mundur para pemberontak.
Al Jazeera, mengutip keterangan dari sumber pemberontak, melaporkan mereka telah menguasai lebih dari 47 desa.
"Mereka telah menguasai perdesaan Aleppo Barat. Tentu saja, mereka dekat dengan pusat kota Aleppo. Faksi oposisi juga menguasai jalan raya M5, rute logistik dan transfer militer yang sangat penting" kata sumber tersebut.
Pasukan pemberontak memanfaatkan situasi di Lebanon selatan, serangan Israel, untuk merebut kembali wilayah tersebut dari pemerintah Suriah.
Sementara itu Amerika Serikat membantah terlibat dalam serangan pemberontak HTS di Suriah utara.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS Sean Savett menegaskan negaranya tidak memiliki hubungan dengan serangan HTS. Amerika Serikat, bersama dengan mitra dan sekutunya, mendesak de-eskalasi, perlindungan warga sipil dan kelompok minoritas, serta penyelesaian konflik melalui proses politik yang serius dan kredibel yang dapat mengakhiri perang saudara untuk selamanya di Suriah.
Hal itu sesuai dengan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2254.
"Penolakan rezim Assad untuk terlibat dalam proses politik yang diuraikan dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 dan ketergantungannya terhadap Rusia dan Iran, menciptakan kondisi yang sedang berlangsung, termasuk runtuhnya garis pertahanan rezim Assad di Suriah barat laut," kata Savett.
Gedun Putih sebelumnya menegaskan terus memantau situasi di Suriah dengan cermat dan berhubungan dengan otoritas di Timur Tengah.