Siswa SMK Semarang Tewas Ditembak Oknum Polisi, Warga Desak Fakta Diungkap

Siswa SMK Semarang Tewas Ditembak Oknum Polisi, Warga Desak Fakta Diungkap

Terkini | joglosemar.inews.id | Selasa, 26 November 2024 - 21:00
share

SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Aliansi Masyarakat Peduli Anak dan Perempuan Kota Semarang, yang dipimpin Koordinator Rini Susanti, menggelar aksi damai untuk menuntut transparansi dan keadilan dalam kasus penembakan GRO (17), siswa SMK Negeri 4 Semarang sekaligus anggota Paskibra. Aksi ini berlangsung pada Selasa (26/11/2024), dengan melibatkan sekitar 40 peserta yang bergerak dari Bundaran Air Mancur Pahlawan menuju Mapolda Jawa Tengah.

Dalam aksi tersebut, peserta membawa berbagai poster bertuliskan keprihatinan, foto korban, dan bunga melati. Sesampainya di Mapolda Jawa Tengah, mereka meletakkan foto korban di bawah tulisan "Polda Jateng" dan menancapkan bunga melati di sekitarnya sebagai simbol duka dan seruan keadilan.

“Kami mendesak pihak kepolisian untuk segera mengungkap fakta kasus ini secara transparan dan jujur. Jangan ada yang ditutup-tutupi, karena ini menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap institusi penegak hukum,” tegas Rini Susanti.

Ia juga mengungkapkan keprihatinannya atas tindakan oknum polisi terhadap korban yang merupakan generasi penerus bangsa. "Kami sangat prihatin dengan apa yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap anak-anak kita, generasi penerus bangsa. Penembakan seperti ini tidak perlu terjadi, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa. Polisi seharusnya menghormati dan menjalankan Undang-Undang Perlindungan Anak. Kenakalan remaja tidak bisa diselesaikan dengan tindakan represif yang melanggar hukum," ujar Rini.

Ia menambahkan, "Kami mendorong polisi untuk melakukan tindakan yang benar-benar adil untuk korban dan masyarakat Kota Semarang. Penegak hukum seharusnya memberikan contoh yang baik, bukan malah melanggar hukum. Kami mengingatkan bahwa tindakan seperti ini tidak hanya melukai korban dan keluarganya, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap polisi."

Aksi dilanjutkan ke SMKN 4 Semarang, tempat korban bersekolah. Para peserta kembali meletakkan foto korban yang dikelilingi bunga di bawah gapura sekolah sebagai simbol penghormatan terakhir kepada korban yang dikenal sebagai siswa berprestasi dan anggota Paskibra.

Sebelumnya, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menjelaskan bahwa GRO diduga terlibat dalam tawuran antara gengster Tanggul Pojok, tempat korban bernaung, dan gengster Seroja di kawasan Jalan Candi Penataran Raya, Semarang Barat, pada Minggu dini hari (24/11/2024).

“Pada saat itu (Sabtu malam) kita tangani ada 3 lokasi tawuran, pertama di wilayah Gayamsari, kedua di Semarang Utara dan ketiga di Semarang Barat. Ini (kejadian di Semarang Barat) kami lakukan pemeriksaan terhadap 12 orang dari dua kelompok berbeda, Geng Seroja dan Geng Tanggul Pojok, korban ini (GRO) dari Geng Tanggul Pojok," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar di kantornya, Senin (25/11/2024) malam.

Namun, keterangan polisi ini menuai berbagai spekulasi dari masyarakat. Beberapa pihak mendesak pembentukan Tim Pencari Fakta (TPF) independen untuk mengungkap kejadian sebenarnya. GRO dikenal sebagai siswa yang disiplin dan aktif di sekolah, sehingga tuduhan keterlibatannya dalam gengster dinilai tidak masuk akal oleh sejumlah pihak.

“Segera lakukan rekonstruksi secara terbuka agar masyarakat tidak lagi bertanya-tanya. Kami ingin keadilan untuk GRO dan keluarganya,” tambah Rini.

Aksi ini menegaskan bahwa masyarakat tidak hanya berduka atas kehilangan seorang siswa berprestasi, tetapi juga mengawal kasus ini hingga keadilan ditegakkan secara tuntas. Masyarakat Kota Semarang berharap transparansi kasus ini dapat menjadi langkah penting dalam memperbaiki citra dan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

Topik Menarik