Pertumbuhan Ekonomi Lamongan capai 7,61 Persen Tertinggi di Jatim pada Triwulan II 2024
LAMONGAN,iNewsLamongan.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2024 (year-on-year) untuk 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan tercatat tertinggi sebesar 7,61 persen, sedangkan Kabupaten Bojonegoro tercatat yang terendah, yakni 1,72 persen.
Kepala BPS Jatim, Zulkipli, dalam pemaparan rilisnya, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi terkonsentrasi di wilayah-wilayah pertanian. “Secara y-on-y pertumbuhan tertinggi terjadi di Kabupaten Lamongan yang tumbuh 7,61 persen, diikuti Kabupaten Pacitan 6,97 persen, dan Kabupaten Ponorogo 6,28 persen,” katanya.
Jika dilihat dari penciptaan nilai tambah, Kota Surabaya memberikan kontribusi terbesar terhadap ekonomi Jawa Timur, yaitu 24,10 persen, diikuti oleh Kabupaten Sidoarjo sebesar 9,30 persen, Kabupaten Pasuruan 6,26 persen, dan Kabupaten Gresik 5,93 persen. “Pada triwulan II 2024 ini, pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya sebesar 5,43 persen, Kabupaten Sidoarjo 5,47 persen, Kabupaten Pasuruan 5,40 persen, dan Kabupaten Gresik 4,06 persen,” terang Zulkipli.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi berdasarkan provinsi menunjukkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat angka tertinggi di Pulau Jawa pada triwulan III 2024 (y-on-y) dengan pertumbuhan 5,05 persen. Angka ini melebihi pertumbuhan nasional yang tercatat 4,95 persen. Jawa Timur sendiri tumbuh sebesar 4,91 persen. “Secara y-on-y ekonomi Jatim tumbuh 4,91 persen. Pertumbuhan tertinggi di Pulau Jawa terjadi di Provinsi DI Yogyakarta 5,05 persen, kemudian diikuti oleh DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Banten yang masing-masing tumbuh 4,93 persen,” jelas Zulkipli.
Secara q-to-q, kinerja ekonomi Jawa Timur tumbuh 1,72 persen, tertinggi di Pulau Jawa, disusul oleh Jawa Tengah 1,05 persen, Banten 0,96 persen, Jawa Barat 0,49 persen, DIY 0,31 persen, dan DKI Jakarta 0,25 persen.
Dari sisi sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Timur menurut pengeluaran, Zulkipli menambahkan bahwa komponen ekspor barang dan jasa menjadi kontributor utama dengan andil 5,79 persen. “Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga memberikan andil sumber pertumbuhan terbesar kedua, yaitu 2,99 persen,” tandasnya.