Erick Thohir Mau Merger BUMN, Ini Dampaknya
JAKARTA - Simak apa saja dampak merger Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Baru-baru ini Kementerian BUMN melanjutkan rencana penggabungan BUMN Karya yang semula 7 menjadi 3 perusahaan.
Dikabarkan bahwa rencana konsolidasi perusahaan pelat merah di sektor infrastruktur terus dilakukan Kementerian BUMN. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa rencana ini akan rampung setelah mendapat persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo.
Penggabungan perusahaan atau yang biasa disebut merger sudah tidak asing dilakukan. Tak terkecuali pada BUMN, merger sebelumnya sudah dilakukan beberapa kali.
Merger perusahaan memberikan berbagai dampak bagi pelanggan maupun karyawan yang bekerja di dalamnya.
Berikut adalah dampak merger BUMN yang dirangkum oleh Okezone, Kamis (7/11/2024):
1. Perbedaan budaya perusahaan
Hari Ini Warga Jakarta Tentukan Masa Depan, Pilih RK-Suswono, Dharma-Kun, atau Pramono-Doel?
Merger dapat menimbulkan tantangan berupa benturan budaya dari dua perusahaan berbeda. Karyawan mungkin perlu menyesuaikan diri dengan budaya baru, yang dapat berdampak pada produktivitas dalam jangka waktu tertentu.
2. Kesejahteraan karyawan
Saat penggabungan perusahaan terjadi, proses seleksi karyawan dari perusahaan asal mungkin dilakukan, sehingga pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa menjadi risiko. Meski demikian, PHK tidak selalu terjadi pada setiap merger. Misalnya, dalam penggabungan tiga bank syariah BUMN pada Oktober 2020, pihak pelaksana merger memastikan bahwa karyawan tidak akan terkena dampak PHK.
3. Perubahan visi dan misi perusahaan
Penggabungan juga membawa kemungkinan perubahan visi dan misi perusahaan, yang bisa menjadi tantangan bagi karyawan yang terkena dampaknya. Sosialisasi menyeluruh sangat diperlukan agar seluruh tim memahami serta selaras dengan tujuan baru.