Kolaborasi di Bandara Juanda: Imigrasi Surabaya dan Stakeholder Bersatu Tingkatkan Kualitas Pelayana
SIDIARJO, iNewsSidoarjo id-Kantor Imigrasi Surabaya menggelar diskusi strategis dengan para pemangku kepentingan Bandara Internasional Juanda dalam rangka memperkuat kolaborasi antar lembaga.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Imigrasi, pada Rabu, 23 Oktober 2024, forum ini dihadiri perwakilan maskapai penerbangan, Angkasa Pura, Bea Cukai, Karantina Kesehatan, serta perwakilan militer dan otoritas terkait lainnya. Kepala Bidang Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI), Yudhistira Yudha Permana, mengungkapkan bahwa rapat koordinasi ini bertujuan mencari solusi terbaik demi meningkatkan kualitas pelayanan dan keamanan bandara.
"Kami membahas peraturan, pengawasan, dan pengendalian area imigrasi serta memperkenalkan kebijakan baru terkait Visa on Arrival (VOA) dan e-VOA," jelas Yudhistira. Minggu, (27/10/2024).
Hadiri Puncak Hari Santri 2024, Paslon Yadi-Pipin Apresiasi Kontribusi Santri dalam Membangun Bangsa
Dalam forum tersebut, para peserta juga mendapatkan pembaruan kebijakan mengenai visa, daftar negara subjek BVK (Bebas Visa Kunjungan) dan VOA (Visa on Arrival), serta tata cara pengajuan E-VOA (Visa Elektronik) melalui QR code. "Termasuk kewajiban Airlines terkait SIPP (Sistem Informasi Pemrosesan Pendahuluan) yakni wajib menggunakan sistem informasi pemrosesan pendahuluan data penumpang dalam rangka pemberitahuan data penumpang melalui platform SIMSIM. Integrasi data-data aplikasi internal Imigrasi, Visa, paspor, perlintasan dan lain-lain," ujar alumni Akademi Imigrasi angkatan ke-13 itu.
Lanjut Yudhis, forum ini juga menjadi ajang koordinasi intensif antara instansi dengan fokus pada integrasi data dan peningkatan layanan operasional. Diketahui, terdapat beberapa pemaparan dari masing-masing otoritas Bandara Juanda, diantaranya yang AOC (Airport Operations Committee) berharap dapat merasakan manfaat dari integrasi data yang digagas Imigrasi melalui inovasi PAU (Proses Automasi Umum).
"Dari pihak Lion Air mengumumkan bahwa ternyata rute langsung Surabaya-Jeddah akan menjadi penerbangan reguler, jadi tidak hanya untuk penumpang umrah," jelas Yudhis.
Sedangkan dari pihak Gapura mengusulkan agar manifest dan GD (General Declaration) bisa diproses secara digital untuk mengurangi penggunaan kertas. Kemudian, dari Singapore Airlines juga menyampaikan panduan terbaru terkait deportasi, termasuk kewajiban pemberitahuan 48 jam sebelum keberangkatan. Serta Angkasa Pura menyampaikan perkembangan revitalisasi Terminal 2 dan menunggu hasil uji coba kecepatan landasan pacu.
Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Surabaya, Ramdhani, menyambut baik forum ini sebagai ajang tukar gagasan dan kolaborasi lintas instansi. "Kegiatan seperti ini memberikan ruang bagi kita untuk saling bertukar pikiran dan menyatukan visi dalam memberikan layanan terbaik.
Di forum ini, kami telah juga telah memaparkan terkait aturan dan tata tertib di area imigrasi guna mencari solusi terbaik untuk optimalisasi pengawasan dan pengendalian," ujar Ramdhani. Kendati demikian, adanya forum ini, diharapkan Bandara Juanda mampu memberikan layanan yang lebih aman, efisien, dan terintegrasi demi kenyamanan seluruh pengguna bandara.
"Sinergi lintas instansi adalah kunci menuju pelayanan bandara yang lebih baik. Semoga kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara berkelanjutan," pungkas Ramdhani.