Lewat BRIDA, Upaya Wahono - Nurul Bangun Ekosistem Riset di Bojonegoro
BOJONEGORO, iNews.id - Kebijakan publik berbasis riset atau penelitian, harusnya menjadi kewajiban yang dilakukan oleh penyelenggara negara. Namun hal tersebut belum banyak dilakukan oleh pemerintah daerah di Bojonegoro.
Atas dasar itu, Pasangan calon bupati dan wakil bupati Bojonegoro, Setyo Wahono - Nurul Azizah bakal membentuk Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), hal itu untuk membangun ekosistem riset di Bojonegoro.
Keberadaan badan riset ini dianggap penting karena mampu membantu kepala daerah dalam koordinasi, sinkronisasi, pengembangan, serta inovasi kebijakan di lingkup Pemerintah Daerah yang terintegrasi dengan BRIN. Seperti relasi antara BAPPEDA dengan BAPPENAS.
Direktur Pascasarjana UNUGIRI Bojonegoro, Sri Minarti mengatakan, secara umum, ekosistem riset di Bojonegoro bisa dibilang masih rendah, bahkan masih terkesan formalitas belaka.
Karena itu, menurut akademisi ini, pembangunan ekosistem riset di Bojonegoro harus dimulai. Tentu, dengan format yang serius. "Budaya riset sangat penting, karena itu harus dibangun" Kata Sri Minarti.
Sementara itu, Dinamisator Sosial, Joko Purwanto mengatakan, keberadaan Badan Riset menjadi bagian penting bagi perkembangan sebuah kota maju. Sebab, hasil data riset menjadi acuan penting dalam pengambilan kebijakan. Sehingga, implementasi kebijakan tidak terkesan ngawur dan tanpa perhitungan matang.
"Keberadaan Badan Riset sangat penting karena menjadi acuan kebijakan pemerintah" Kata Joko.
Pria yang juga Tim Pemenangan Setyo Wahono - Nurul Azizah tersebut menjelaskan, sejauh ini, Bojonegoro belum memiliki Badan Riset yang serius. Pernah ada Dewan Riset, tapi hanya sekadar formalitas dan tanpa hasil riset apapun.
Karena itu, menurut dia, jika nanti paslon Setyo Wahono dan Nurul Azizah terpilih, pihaknya memastikan bakal bentuk Badan Riset dan Inovasi di Bojonegoro.
Lebih jauh Joko menjelaskan, Badan Riset harus punya peran dan tugas yang jelas. Harus diisi orang-orang yang memiliki komitmen dan ahli dalam riset yang dibidangi. Dia mencontohkan, BRIDA harus diisi figur memiliki spesialisasi keahlian dalam bidang masing-masing. Misalnya bidang sosial, ekonomi, sejarah kebudayaan, hingga sains dan teknologi.
"Mereka ditugasi melakukan riset, dan wajib menghasilkan hasil riset. Sehingga dari hasil riset itu, bisa dijadikan acuan kebijakan dalam pembangunan" Imbuh Joko.
Sementara, Setyo Wahono dan Nurul Azizah, dalam program unggulannya, memang telah menyiapkan pembangunan ekosistem penelitian melalui keberadaan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) sebagai bagian penting dari acuan pengambilan kebijakan publik. Selain itu, BRIDA juga ditujukan untuk mengembangkan inovasi dan transformasi pembangunan daerah.
"BRIDA tak boleh sekadar formalitas dan nama, tapi harus diisi orang-orang yang ahli dalam bidangnya, sekaligus bisa ditarget hasil riset" Kata Setyo Wahono, calon bupati yang berpasangan dengan Nurul Azizah tersebut.