Debat Perdana 3 Paslon Pilgub NTB 2024 Masih Normatif Adu Gaya dan Gimik
LOMBOK, iNewsLombok.id - Direktur PRESiSI Darwan Samurdja menilai bahwa Debat semalam, Rabu (24/10/2024) masih terlihat normatif dan abstrak, di luar ekspektasi banyak orang. Ketiga pasangan yakni Sitti Rohmi Djalilah-W Musyafirin (Rohmi-Firin) nomor urut 1, Zulkieflimansyah-Suhaili FT (Zul-Uhel) nomor urut 2, dan Lalu Muhammad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) sangat terlihat cukup berhati - hati dalam menjaga performance masing.
"Saya melihat ketiga pasangan lebih menonjolkan penampilan, gaya dan sedikit gimik. Secara artikulasi dan pilihan diksi ketiga pasangan calon memiliki kemampuan hampir sama,"ungkapnya,Kamis (24/10/2024).
Samurdja menyebut bahwa Debat semalam seharusnya momentum yang sangat strategis dalam menyampaikan ide dan gagasan pasangan lebih lugas, tegas dan konkrit dalam menawarkan program prioritas pro rakyat.
"Saya melihat masih normatif dan abstrak. Publik sangat menantikan ketiga pasangan calon beradu argument secara substantif bukan adu gaya saja,"tegasnya.
"Pasangan Iqbal - Dinda harapannya di forum debat terbuka bisa menguliti Calon Gubernur no 2 dan Cagub no 3 terkait soal kebijakan Reformasi birokrasi dan keterbukaan informasi publik selama NTB di pimpin oleh Pak Zul yang didampingi Bu Rohmi selama 5 tahun, sayang hal itu tidak terlihat,"ungkapnya.
Sementara itu, Cawagub masing pasangan, secara artikulasi dan pilihan diksi sama rata. Ketiga Cawagub menyampaikan idenya lewat kisah-kisah perjalanan mereka saat jadi Bupati. Semua argumen mereka atas dasar pengalaman masing-masing. Namun, tawaran kongkrit lewat argumen Cawagub juga masih berkutat pada wilayah normatif. Program aksi pro rakyat belum terlihat pada debat pertama kali ini.
Namun secara penampilan, penyampaian, artikulasi dan pilihan diksi pasangan Zul - Uhel sedikit terlihat unggul dan menguasai materi lebih bagus.
Samudja berharap debat berikut ketiga pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur menampilkan sesuatu yang lebih relevan dan konkrit, tidak menonjolkan sisi penampilan, gaya dan gimik, namun jauh dari substansi ide dan gagasan yang ditawarkan masing-masing pasangan calon, sehingga tidak terkesan normatif dan abstrak, namun solusi kongkrit dalam menjawa tantangan NTB lima tahun ke depan.