DPRD Sorot Pekerjaan Talud di Ruas Jalan Rembiga-Pemenang Amburadul,Plh Kadis PUPR NTB Beri Bantahan
LOMBOK, iNewsLombok.id - Anggota Komisi IV Bidang Infrastruktur DPRD NTB menemukan adanya dugaan pekerjaan penalutan di ruas jalan Rembiga-Pemenang yang diduga dikerjakan asal-asalan dan disinyalir tidak sesuai spesifikasi saat mengecek ke lapangan. Namun hal ini dibantah Plh Kadis PUPR bahwa itu masih pengerjaan 50 persen.
“Pekerjaan taludnya diduga tidak sesuai spesifikasi seperti pemasangan campuran yang tidak memenuhi standar 1:4, padahal anggarannya sebesar Rp11 Milyar,” ungkap anggota Komisi IV DPRD NTB, H Suharto, kepada sejumlah wartawan diruangan Komisi IV, Selasa 22 Oktober 2024.
Anggaran sebesar Rp11 Milyar tersebut menurutnya bisa jadi include dengan anggaran untuk penambalan jalan berlobang.
Terkait dengan penambalan jalan ini, politisi Nasdem ini berpendapat tidak semestinya dilakukan secara berulang-ulang.
“Jangan sampai disatu titik itu kita tambal terus setiap tahun dan dikerjakan sebagai proyek tahunan,” cetusnya.
Aspek lain yang menjadi penekanannya adalah penyiapan drainase yang memadai diruas jalan tersebut sebagai wadah untuk mengevakuasi genangan air.
“Saya melihat disepanjang jalan Rembiga-Pemenang itu drainasenya tidak memadai. Padahal fungsi drainase jalan itu mengevakuasi air yang terus menekan badan jalan. Kalau air terus menekan badan jalan dan tidak dievakuasi maka potensi longsor terhadap badan jalan itu cukup besar,” kata duta masyarakat Lobar-KLU ini.
Pemasangan tanggul jalan juga harus disertai dengan pemasangan PVC.
“Pipa PVC jangan dipasang begitu saja karena fungsi PVC itu untuk menyalurkan air yang terjebak dibawah badan jalan itu. Apalagi saya melihat pemasangan pipa PVC nya asal-asalan,” tandasnya.
Pelaksana Harian (Plh) Kadis PUPR Lies Nurkomalasari membantah bahwa pengerjaan proyek talut tersebut masih 50 persen.
"Itu kan 50 persen, jadi belum tuntas. Apalagi kan itu baru diaspal, jadi wajar amburadul,"bantahnya.
Maka dirinya menepis pengerjaan jalan Rembige-Pemenang disebut asal-asalan.
"Kalau sudah pengerjaan 100 persen, baru bahasanya (amburadul). Tapi kan baru 50 persen,"tegasnya lagi.